Jumat 15 Sep 2017 13:24 WIB

Skytrain Soekarno-Hatta Segera Beroperasi

Petugas memeriksa skytrain atau automated people mover system (APMS) di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (6/12).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Petugas memeriksa skytrain atau automated people mover system (APMS) di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (6/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengguna Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) bakal dimanjakan dengan transportasi antarterminal gratis. Pasalnya, bandara udara yang dikelola PT Angkasa Pura II (persero) ini akan mulai mengoperasikan Automated People Mover System (APMS) atau Skytrain pada 17 September mendatang.

Pengoperasian Skytrain itu makin memperkuat positioning Soekarno-Hatta sebagai bandara berkelas. Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan, Skytrain merupakan kereta tanpa awak untuk transportasi antar terminal di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Kereta sudah diuji coba selama satu bulan sejak 13 Agustus 2017 lalu. Untuk tahap awal, pihaknya akan mengoperasikan satu jalur dengan satu rute yakni dari Terminal 3 ke Terminal 2.

"Insya Allah, 17 September kami akan operasikan satu track dan satu rute destinasi dari Terminal 3 ke Terminal 2. Prosesnya bertahap, selanjutnya tahapan kedua November mulai melayani dari Terminal 1, 2, dan 3," ujar Awaludin di Jakarta, Rabu (13/9) lalu.

Nantinya, lanjut Awaludin, setelah beroperasi dari Terminal 3 ke Terminal 2 dan sebaliknya. Tahap pertama pengoperasian Skytrain memang baru melayani track A sepanjang 1.700 meter, tahap selanjutnya menghubungkan Terminal 1, 2, 3, dan integrated building yang juga terkoneksi dengan stasiun kereta bandara, dengan total panjang lintasan dual track mencapai 3.050 meter atau sekitar tiga kilometer.

Awal menjelaskan, rangkaian Skytrain yang nantinya bisa dinikmati gratis itu dapat mengangkut 176 penumpang dalam satu gerbong. Masih di tahap awal pula, Skytrain juga akan beroperasi dengan bantuan masinis.

"Sampai Terminal 1 nanti masih pakai driver karena memang dalam periode enam bulan pengoperasian, paling cepat itu baru bisa driverless (tanpa awak masinis). Ada pertimbangan faktor keselamatan dan risiko. Kami ngebut agar November bisa beroperasi penuh," ujarnya.

Awal menambahkan, Skytrain dioperasikan untuk mengakomodasi perpindahan penumpang dari satu terminal ke terminal lainnya. Fasilitas kereta tanpa awak yang diklaim pertama di Indonesia itu menggunakan teknologi Automated Guided Transit (AGT), artinya moda transportasi ini bergerak tanpa bantuan pengemudi.

“Beroperasinya Skytrain tentunya akan meningkatkan standar pelayanan dan membuat daya saing Bandara Internasional Soekarno-Hatta meningkat. Serta dapat berkompetisi dengan bandara-bandara terbaik di dunia atau pun kawasan regional Asean,” kata Awaluddin.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengacungi dua jempol kepada AP II. Shuttle transportation dari satu terminal ke terminal yang lain, itu sangat penting. Kereta akan mengkoneksi antarterminal, dan memudahkan pengguna.

"Skytrain nantinya akan meningkatkan daya saing Indonesia. Serta menjadikan bandara Indonesia menjadi destinasi utama dan destinasi hub, apalagi di internasional Indonesia baru mampu menggapai 30 negara masih kalah dengan Singapura yang sudah mencapai 160 negara untuk bandaranya,"  ujar Menpar Arief Yahya.

sumber : Kemenpar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement