Clock Magic Wand Quran Compass Menu

Pakar: Shalat Tahajud Sangat Bermanfaat untuk Kesehatan

Rep: Andi Ikhbal
Tahajud Anak: Sejumlah pelajar SMP melakukan sholat tahajud di Masjid Al-Hidayah Rawa Mangun, Jakarta Timur
REPUBLIKA Tahajud Anak: Sejumlah pelajar SMP melakukan sholat tahajud di Masjid Al-Hidayah Rawa Mangun, Jakarta Timur

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA --  Penyakit yang belakangan ini mewabah di kalangan masyarakat merupakan jenis infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) yang disebabkan oleh virus.

Sponsored
Sponsored Ads

Meskipun kondisi cuaca dinilai berpengaruh pada penyebaran penyakit tersebut, namun pola hidup sehat diyakini dapat memperbaiki ketahanan tubuh dan mencegah penularannya.

Pakar Kesehatan Universitas Islam Indonesia (UII), Rusdi Lamsudin mengatakan, virus tersebut bisa diantisipasi dengan cara merubah pola makan dan konsumsi gizi secara tepat. Selain itu, olahraga juga dianggap penting guna mengoptimalkan metabolisme tubuh dalam menyerap asupan tersebut.

Scroll untuk membaca

''Bila perlu, bangun dini hari untuk shalat tahajud, itu sangat bermanfaat untuk kesehatan,'' kata Rusdi pada Republika saat dikonfirmasi, Rabu (20/3).

Sebab, perubahan cuaca saat ini memang berdampak signifikan bagi kesehatan masyarakat. Namun, Rusdi mengklaim, penyebaran virus tersebut tidak terjadi secara berkala karena merupakan penyakit musiman. Karena itu, perlu ada upaya prefentif guna mengantisipasinya.

Adapun gambaran umum tentang penyakit itu mencangkup hidung, sinus, mulut, faring dan laring. Kemudian, saluran pernapasan bawah terdiri dari trakea, bronki, bronkioli dan alveoli. Dengan begitu, jenis ISPA bukan hanya pilek, flu dan batuk, melainkan juga bronkitis, bronkiolitis dan pneumonia.

''Penyebaran virus memang rentan terjadi saat ini,'' ujar mantan Dekan Fakultas Kedokteran UII, Yogyakarta.

Dokter Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Dr. Sardjito Yogyakarta, Sumardi mengatakan temperatur udara sekarang ini memang sangat berpotensi untuk tumbuh kembang virus. Terlebih, saat kondisi seseorang sedang menurun, virus itu bisa masuk dengan mudah, karena itu, dia menilai, 70 persen penderita penyakit tersebut disebabkan penularan virus.

Namun, dengan meningkatnya angka pasien ISPA hingga 30 persen, dia menyimpulkan, masyarakat belum bisa mengantisipasi dan sadar akan pencegahan penularan virusnya. Padahal, penyakit itu dapat terbawa angin dan berdampak bagi siapa saja.

''Bila batuk, harus ditutup,'' ujarnya.

Berita Terkait

Berita Terkait

Rekomendasi

Republika TV

>

Terpopuler

>