Clock Magic Wand Quran Compass Menu

Agar tak Menjadi Sasaran Empuk Bank Asing

Red:

Makin ketatnya persaingan antara bank asing dengan lokal sebenarnya mulai terasa dalam beberapa tahun terakhir. Seiring dengan derasnya aliran masuk investor asing ke bank-bank nasional. Bank-bank asing mengakuisisi saham bank nasional karena mereka ingin menjalankan bisnis perbankan di Indonesia, mengingat pangsa pasar yang masih luas dan margin yang besar.

Sponsored
Sponsored Ads

Periset Senior Network Market Investor (NMI) Fadli Setiawan mengatakan, pasar di Indonesia sangat disukai bank-bank asing karena bunganya besar. Apalagi, penetrasi kredit terhadap produk domestik bruto (PDB) masih sangat kecil. Tak ada pilihan lain, bank-bank nasional harus melakukan persiapan mulai dari sekarang guna menghadapi serbuan bank-bank asing.

Scroll untuk membaca

Menurut Fadli, konsolidasi harus dimulai dari bank-bank besar, khususnya bank-bank BUMN. Bank-bank pelat merah ini harus bersatu. "Persaingan akan sulit dihadapi jika dilakukan secara sporadis karena dari sisi permodalan bank asing jauh lebih kuat," ujar dia.

Konsolidasi perbankan akan memperkuat struktur permodalan, infrastruktur, dan likuiditas bank. Dengan kondisi seperti sekarang, Fadli mengingatkan, perbankan nasional bakal kesulitan berkompetisi di era MEA. Dari sisi aset, bank-bank nasional masih kalah jauh dari DBS, OCBC, atau UOB, tiga bank besar asal Singapura. Bahkan, bila empat bank BUMN digabung, tetap tak mampu mengalahkan aset DBS.

Sebagai langkah awal, Fadli menyarankan agar pemerintah membentuk holding  bank BUMN. Kemudian, pemerintah mulai memerger sejumlah bank, baik dengan cara membentuk bank baru atau menjadikan anak perusahaan. Dengan cara ini, bank bersama-sama bisa lebih fokus menghadapi persaingan dengan permodalan dan aset yang lebih kuat. Kemampuan bank untuk menyalurkan kredit juga bertambah besar.

Dari sisi otoritas, wacana konsolidasi tidak menjadi soal. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) justru mendukungnya. Otoritas perbankan ini juga mendorong bank dengan modal inti kurang dari Rp 1 triliun untuk merger. Konsolidasi, ujar Kepala Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan OJK Gandjar Mustika, berguna untuk memperbesar permodalan agar mampu bersaing dengan bank asing.

OJK juga akan memberikan jalan bagi bank besar untuk masuk ke pasar ASEAN. Bank umum kegiatan usaha (BUKU) 4 dengan modal inti di atas Rp 30 triliun akan disaring menjadi qualified ASEAN bank (QAB). "Bank yang masuk pasar ASEAN harus sudah ready to go," kata Gandjar.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad menambahkan, perbankan mestinya tak perlu lagi disuruh melakukan konsolidasi karena ini sudah menjadi kebutuhan. Seperti halnya bank-bank di Malaysia yang melakukan merger untuk memperkuat diri. Namun, yang paling paham terhadap kemampuan diri adalah bank-bank itu sendiri. rep: budi rahajo ed: irwan kelana

Berita Terkait

Berita Terkait

Rekomendasi

Republika TV

>

Terpopuler

>