Clock Magic Wand Quran Compass Menu

Negara yang Berkubang Kudeta

Red:

Sejak merdeka, Republik Afrika Tengah tak pernah sepi dari kudeta. Sempat mencoba ber demokrasi dan menggelar pemilu reguler, namun kudeta lebih menggoda elite di sana ketimbang bertarung dengan surat suara. Kudeta dan penurunan presiden di tengah jalan, membuat negara ini terkoyak. Dan kini, negara ini penghasil berlian bermutu tinggi, ini, terperosok lebih dalam: konflik politik telah melebar menjadi konflik agama. Berikut daftar para pemimpin di Afrika Tengah yang saling kudeta:

Sponsored
Sponsored Ads

1. DAVID DACKO

Scroll untuk membaca

Memerintah pada 14 Agustus 1960-1 Januari 1966. Mulanya sebagai presiden pemerintahan provisional pada 14 Agustus 1960, lalu menjadi presiden sejak 12 Desember 1960. Saat berkuasa, politisi dari Partai MESAN (Movement for the Social Evolution of Black Africa), ini, mengubah konstitusi untuk membuat rezim partai tunggal dan memperpanjang masa jabatan presiden menjadi tujuh tahun. Pada 5 Januari 1964, dia terpilih dalam pemilu di mana hanya dia sendiri yang menjadi pesertanya. Tapi impian duduk di kursi empuk untuk jangka panjang sirna, setelah dia dikudeta oleh Jenderal Jean-Bedel Bokassa.

2. JEAN-BEDEL BOKASSA

Memerintah sebagai presiden pada 1 Januari 1966 hingga 4 Desember 1976. Kendati pe rekonomian morat-marit, rezim ini dapat dukungan finansial dan militer dari Perancis. Bokassa memang rajin me nyup lai uranium untuk program nuklir Peran cis di era Perang Dingin.

Setelah bertemu Muammar Khadafi pada September 1976, Bokassa memutuskan masuk Islam dan mengganti namanya menjadi Salahuddin Ahmad Bakossa. Tapi, tiga bulan kemudian, pada 4 De sember 1976, dia kembali ke agama Katolik. Spekulasi menyebut Bokassa masuk Islam hanya untuk memperlancar bantuan Khadafi. Ketika bantuan tak turun, dia pun murtad. Apalagi, Bokassa pun telah berencana menjadi kaisar, yang hanya serasi jika dia menganut Katolik, karena seorang kaisar akan dimahkotai di Gereja Katedral di Bangui. Pada hari dia murtad, dia memerintahkan Republik Afrika Tengah dibubarkan, diganti dengan Kekaisaran Afrika tengah.

3. BOKASSA I

Jean-Bedel Bokassa menjadi kaisar sejak 4 Desember 1976 hingga 21 September 1979, dengan gelar Bokasa I. Pesta pe nobatan kaisar yang diurus oleh artis Perancis, Jean-Pierre Dupont ini meng habiskan sepertiga anggaran negara Afri ka Tengah. Sang kaisar menggunakan mahkota bertatahkan berlian buatan ahli permata Perancis Claude Bertrand, dan duduk di singgasana berbentuk elang, yang terbuat dari dua ton emas.

Tapi, hidup susah rakyat kemudian me nimbulkan kekacauan. Anak-anak SD pun turun berdemo. Sialnya, sekitar 100 di antaranya pelajar SD ini terbunuh saat ditangani aparat. Peristiwa itu memicu pa sukan Perancis menggelar Operasi Ba ra kuda pada 20 September 1979. Ku deta itu berhasil. Bokassa kabur dengan pe sawat ke Pantai Gading.

4. DAVID DACKO

Hengkangnya Bokassa membuat David Dacko come back. Memerintah pada 21 September 1979, dia segera mem bubar kan kekaisaran dan kembali ke bentuk republik. Tapi, penyakit lamanya kam buh. Dia kembali menerapkan pola lama, yaitu sistem satu partai, dengan men dirikan Partai Central African Democratic Union (UDC) pada 1980. Dia pun diturunkan dengan kudeta tak berdarah pada 1 September 1981. Kudeta dipimpin Jenderal Andre Kolingba.

5. ANDRE KOLINGBA

Perwira militer ini memerintah sampai tiga periode. Periode pertama 1 September 1981-21 September 1985; periode kedua 21 September 1985-21 November 1986; periode ketiga 21 September 1986-22 Oktober 1993.

Pada mulanya, pemerintahan Kolingba adalah pemerintahan diktator militer yang brutal dan korup. Pada 3 Maret 1982, Ange-Felix Patasse dibantu François Bozizé (kedua orang ini belakangan men jadi presiden) mengkudeta Andre Koling ba, namun gagal.

Pada 1996, pemerintahan ini berubah menjadi lebih baik. Setelah referendum konstitusi, pemilu digelar untuk memilih pre siden. Dan, Kolingba yang mendirikan partai tunggal baru bernama Central Africa Democratic Rally, terpilih untuk ma sa enam tahun, sejak 1896 hingga 1992.

Runtuhnya Tembok Berlin membuat ne gara-negara Barat alergi dengan kedik tatoran di dunia ketiga. Tekanan internal dan eksternal, terutama dari Amerika Se rikat, membuat Kolingba akhirnya men jadwalkan pemilu. Pada 1992, pemilu di gelar yang terbuka bagi pemantau inter nasional dan dibantu Unit Pemilu PBB, Kolingba kalah telak. Dia hanya dapat 10 persen suara. Melalui Dewan Konstitusi, dia menyatakan pemilu tidak sah. Se harusnya, masa jabatannya berakhir pada 28 November 1992, tapi dia kemudian melakukan apa yang diistilahkan sebagai 'kudeta konstitusi', dan memperpanjang masa jabatannya selama tiga bulan.

6. ANGE-FELIX PATASSE

Presiden yang memerintah pada 22 Oktober 1993-15 Maret 2003 ini adalah pre siden pertama yang dipilih dalam pemilu demokratis. Dalam Pemilu Pre siden 1992 yang berlangsung dua putaran, pendiri dan ketua Partai Movement for the Liberation of the Central African People (MLPC) ini mengalahkan Koling ba, David Dacko, dan Abel Goumba. Pada Pemilu 1999, Patasse bahkan menang satu putaran.

Periode pertama pemerintahan Patasse, diwarnai konflik etnik antara orang utara dengan selatan, yang juga dipicu pem berontakan militer pada 1996-1997. Ini merupakan kelanjutan konflik Patasse yang berasal dari utara dengan Kolingba yang berasal dari selatan.

Pada 28 Mei 2001, Jenderal Francois Bozize (partnernya saat hendak menum bangkan pemerintahan Andre Kolingba), melakukan kudeta. Namun, kudeta ini tak berhasil menjatuhkannya karena Patasse yang didukung pasukan Libya dan pem berontak Kongo. Bozize lari ke Chad bersama pasukannya. Meski demikian, Patasse tetap jatuh di tengah jalan, karena Jenderal Bozize kemudian memasuki Bangui, ibu kota Afrika Tengah, dengan pasukannya, tanpa perlawanan. Presiden Patasse yang pulang dari pertemuan di Niger tak bisa mendarat karena pasukan Bozize menguasai bandara. Akhirnya Patasse ke Kemarun dan Togo, sementara kursinya diambil Bozize.

7. FRANCOIS BOZIZE

Jenderal ini memerintah pada 15 Maret 2003-24 Maret 2013. Tapi, setelah Bozize merebut kekuasaan, muncul perlawanan dari pasukan pemberontak Union of Democratic Forces for Unity (UFDR) yang dipimpin Michel Djotadia. Perang ini menyebabkan banyak korban jiwa dan pengungsi.

Kendati kondisi keamanan rawan karena ada pemberontak bersenjata berkeliaran, Bozize masih sempat merencanakan pe milu. Pemilu digelar dengan 11 kan didat pada Maret 2005, dan Bozize menang dengan 64 persen suara.

Selain UFDR, para pendukung Patasse dan Kolingba juga melakukan perlawanan pada awal 2006. Bahkan, Suku Yakoma yang merupakan asal Kolingba mem boikot pemilu legislatif. Boikot ini me ngancam pemerintah, apalagi kebanyakan personel militer dari suku ini.

UFDR kemudian bisa diajak berunding dan rekonsiliasi. Pemerintahan bersatu dibuat pada 2009, sementara anggota UFDR dapat amnesty dan dijadikan ten tara pemerintah, dan UFDR diakui seba gai partai. Pada Pemilu 2011 pemilu dige lar dan Bozize maupun partainya menang.

Tapi rekonsiliasi kemudian rusak. Pada Desember 2012, Seleka (yang berarti koalisi faksi-faksi pemberontak, dengan UFDR sebagai tulang punggungnya), mengepung sejumlah kota. Pemerintah kewalahan dan minta bantuan Perancis dan AS. Sempat dibuat kesepakatan da mai, tapi tak bertahan lama. Pada 24 Ma ret 2013, pemberontak menyerang Ba ngui, dan mengambil alih istana presiden. Bozize dan keluarganya kabur melalui sungai ke Kongo, Kamerun, dan Benin.

8. MICHEL DJOTODIA

Pemimpin Seleka ini adalah Muslim per tama yang menjadi presiden di negara ma yoritas Kristen. Dia memerintah 24 Maret 2013 hingga 10 Januari 2014. Se leka ken dati bukan merupakan organisasi aga ma, kebanyakan personel nya adalah Muslim.

Pada September 2013 Djotadia mem bu barkan Seleka. Tapi, setelah Seleka bubar, justru muncul Milisi Anti Balaka, milisi Kristen yang diduga bentukan Jenderal Bozize. Kekacauan makin menjadi-jadi, ka rena Anti Balaka mulai bergerak me nyasar kalangan sipil Muslim, sementara be kas milisi Seleka juga berkeliaran. Pe ram pokan, pemerkosaan, penyerangan tem pat ibadah, mulai terjadi. Karena sa saran Anti Balaka umumnya Muslim, se dangkan sasaran bekas Milisi Seleka adalah Kristen, konflik sektarian Muslim-Kristen mencuat, dan dunia internasional meng ingatkan kemung kinan terjadinya genosida.

Karena tidak mampu mengendalian si tuasi, Djotadia didesak mundur dari da lam dan luar negeri. Djotodia mundur pa da 10 Januari 2014, dan pergi ke Benin. Na mun, konflik sektarian terus berlang sung. Pada 28 Mei 2014 lalu, Seleka mengumumkan Djotodia kembali menjadi pemimpin.

9. ALEXANDREFERDINAND NGUENDET

Setelah Djotodia mundur, Alexandre- Ferdinand Nguendet menjadi kepala negara transisi pada 10 Januari 2014 hingga 23 Januari 2014. Setelah Dewan Transisi Nasional memilih presiden, Nguedet meletakkan jabatan. Dewan memilih Catherine Samba-Panza.

10. CATHERINE SAMBA-PANZA

Perempuan nonpartisan ini naik menjadi presiden sejak 23 Januari 2014 hinga se karang. Sebagai orang nonpartisan, dia re latif diterima pihak bertikai, juga dite rima Perancis. Dia merencanakan meng gelar pemilu tahun ini, dan meminta Se leka dan Anti Balaka meletakkan senjata. Namun, bara konflik belum kunjung padam. ¦

Berita Terkait

Berita Terkait

Rekomendasi

Republika TV

>

Terpopuler

>
x close