Clock Magic Wand Quran Compass Menu

Mantan Pebulu Tangkis Minta Ujaran Kebencian Dihentikan

Rep: Ratna Puspita
Mantan pebulu tangkis nasional mendeklarasikan kepedulian terhadap kondisi persatuan bangsa Indonesia bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila, Kamis (1/6).
REPUBLIKA/Ratna Puspita Mantan pebulu tangkis nasional mendeklarasikan kepedulian terhadap kondisi persatuan bangsa Indonesia bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila, Kamis (1/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para legenda bulu tangkis Indonesia meminta semua pihak menghentikan pertikaian dan ujaran kebencian yang sudah berlangsung selama beberapa bulan ini. Masyarakat harus mengutaman persatuan di bawah Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

Sponsored
Sponsored Ads

Mantan atlet yang tergabung dalam Komunitas Bulu Tangkis Indonesia mendeklarasikan kepedulian mereka terhadap kondisi persatuan bangsa bertepatan dengan peringatan Hari Lahir Pancasila pada Kamis (1/6) ini. Para legenda bulu tangkis tampak pada deklarasi tersebut di antaranya Tan Joe Hok, Ivana Lie, Lius Pongoh, Hariyanto Arbi, Ricky Subagja, Bambang Supriyanto, Candra Wijaya, dan Marlev Mainaky di Jakarta. 

Tan Joe Hok, orang Indonesia pertama yang menjuarai All England pada 1959 mengatakan, ada kondisi kebatinan yang memprihatinkan dan mencemaskan belakangan ini. "Ada upaya memecah-belah persatuan dengan memunculkan isu suku, agama, ras, dan golongan," kata dia ketika deklarasi. 

Scroll untuk membaca

Upaya perpecahan ini terlihat dari semakin meluasnya pesan kebencian yang mengatasnamakan suku, agama, ras, dan golongan. Mantan atlet bulu tangkis menganggap kondisi ini tidak bisa dianggap enteng. 

Selama berpuluh tahun, para pemain bulu tangkis berjuang demi mengharumkan nama bangsa di luar negeri. Dalam melakukan perjuangan itu, pebulu tangkis tidak memikirkan latar belakang suku, agama, ras dan golongan. 

"Kalau kami memikirkan latar belakang pemain, kita tidak bakal mendapatkan prestasi," kata Ivana Lie, juara dunia 1985 untuk nomor ganda campuran bersama Christian Hadinata. 

Hariyanto Arbi yang menggagas deklarasi ini juga menyatakan berbagai perbedaan justru menjadi alat pemersatu untuk mencapai prestasi. Karena itu, dia berharap, masyarakat berhenti menebarkan ujaran kebencian. 

Ricky Subagja mengatakan negara ini berdasarkan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sehingga keragaman dapat terjaga. Para atlet bulu tangkis sudah menerapkan ini ketika bertanding di lapangan. 

"Kami menjaga spirit Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika di atas lapangan. Kami terbiasa kerja sama, gotong royong, dan bahu-membahu untuk mengharumkan nama Indonsia tanpa memandang suku, agama, ras, dan golongan, ujar Ricky. 

Para atlet bulu tangkis ini tidak ingin kondisi bangsa terus terpecah-pecah dan terkotak-kotak. Karena itu, mereka mendukung Presiden Joko Widodo untuk menjaga spirit Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. 

"Kami dukung Presiden mengambil langkah yang diperlukan. Tindak tegas mereka yang terbukti menebar kebencian," kata Ricky. 

Deklarasi ini diharapkan membuat masyarakat tergerak untuk bersatu. "Persatuan bisa dicapai kalau ada dukungan dari seluruh elemen bangsa," kata Ricky. 

 

Berita Terkait

Berita Terkait

Rekomendasi

Republika TV

>

Terpopuler

>