Clock Magic Wand Quran Compass Menu

11 Kampus Ini Digadang-gadang Jadi Universitas Kelas Dunia

Rep: Rizma Riyandi
Kampus UGM Yogyakarta/Ilustrasi
Republika Kampus UGM Yogyakarta/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN — Sebelas perguran tinggi Indonesia didorong menjadi universitas berkelas dunia. Perguran tinggi tersebut meliputi UGM, UI, ITB, Unpad, Undip, IPB, Universitas Airlangga, ITS, Unhas, USU, dan UPI. Meski begitu, hingga 2019 Kemenristekdikti hanya menargetkan lima perguruan tinggi sudah masuk dalam kategori universitas kelas dunia.

“Paling tidak bisa masuk peringkat 500 besar dunia,” kata Staf Ahli Bidang Infrastruktur Kementerian Ristek Dikti, Hari Purwanto pada simposium internasional bidang manajemen dan kepemimpinan pendidikan tinggi di Balai Senat UGM, Selasa (26/7).

Ia menuturkan, meski pemerintah hanya menargetkan lima perguruan tinggi masuk peringkat 500 besar dunia, keenam perguran tinggi lainnya didorong untuk melakukan percepatan dalam perbaikan manajemen dan kepemimpinan. Dia menjelaskan,  dua hal tersebut merupakan  prasyarat utama menuju pendidikan tinggi kelas dunia.

Menurut Hari, selain bidang manajemen, kualitas infrastruktur, riset dan pengajaran juga harus dibenahi. Apabila sukses, kesebelas perguruan tinggi nantinya akan menjadi rujukan dalam model pengembangan perguruan tinggi lain di Indonesia. “11 PTN ini akan menjadi model dan rujukan universitas lain,” kata dia.

Kementerian Ristek Dikti  tidak hanya menggelontorkan pendanaan untuk mencapai target tersebut. Namun juga melakukaan pendampinngan, pembinaan, dan fasilitasi.  Beberapa hal yang didorong bagi 11 perguruan tinggi untuk mencapai level kelas dunia adalah meningkatkan jumlah publikasi internasional, jumlah temuan paten, dan menambah jumlah pengajar bergelar profesor. “Di samping itu mereka harus mampu menarik mahasiswa dari luar untuk belajar, serta memberikan peluang kerja bagi para lulusan,” papar Hari.

Ketua Magister Manajemen Pendidikan Tinggi UGM, Sahid Susanto menyampaikan, salah satu tantangan perguruan tinggi Indonesia di tengah era Masyarakat Ekonomi Asean adalah melakukan upaya harmonisasi dan sinergisitas dalam penguatan dan peningkatan mutu pembelajaran. “Jangan sampai yang muncul adalah persaingan negatif," katanya. 

Sementara, salah satu pengajar dari Indiana University, Amerika Serikat, Alexander Mc Cornick mengatakan beberapa pergurujan tinggi di Indonesia sudah banyak mengadopsi model pendidikan tinggi dari Amerika. Meski begitu, perbaikan kualitas pendidikan dan pengajaran dapat dilakukan melalui evaluasi secara berkelanjutan."Hal itu mampu menilai dan mengawasi aktivitas yang sudah dijalankan secara seksama,” ujarnya. 

Sponsored
Sponsored Ads

Berita Terkait

Berita Terkait

Rekomendasi

Republika TV

>

Terpopuler

>