Clock Magic Wand Quran Compass Menu

Penolakan Moratorium UN Disayangkan

Rep: Dessy Suciati Saputri
Ujian Nasional
Yasin Habibi/Republika Ujian Nasional

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah telah menolak usulan moratorium Ujian Nasional (UN). Pengamat Pendidikan Doni Koesoema pun menyayangkan keputusan pemerintah tersebut. Menurut dia, pemerintah telah mengabaikan fakta terkait tidak adanya peningkatan kualitas pendidikan selama pelaksanaan UN.

Sponsored
Sponsored Ads

"Ini keputusan yang memprihatinkan karena pemerintah mengabaikan fakta-fakta, bahwa selama 13 tahun UN tidak ada peningkatan kualitas pendidikan. Ujian standar seperti UN mengeringkan proses pembelajaran, guru hanya mengajar untuk tes, dan siswa hanya belajar untuk lulus," kata Doni saat dihubungi, Jumat (9/12).

Akibatnya, kata dia, para siswa tidak fokus terhadap proses pembelajaran. Doni mengatakan, dengan mempertahankan pelaksanaan UN justru membuat para siswa tidak mampu meningkatkan daya saing.

Scroll untuk membaca

"Kurikulum dipersempit demi tes semata. Inovasi dan kreasi mandul. Dengan tetap mempertahankan UN kita justru semakin tidak mampu bersaing dengan negara-negara lain," kata dia.

Doni menilai, seolah-olah terdapat pemaksaan terhadap siswa untuk belajar menghadapi ujian nasional. Padahal menurut dia, penyelenggaraan ujian nasional tak terbukti menumbuhkan minat belajar. Lebih lanjut, ia mengatakan pendekatan belajar yang mengutamakan motivasi internal sesuai minat dan bakat terbukti membuat siswa menjadi lebih unggul, seperti di Finlandia.

"Jadi, kalau ada negara yang tidak memakai UN tapi berhasil, mengapa kita tetap kekeh pakai UN yang tidak terbukti meningkatkan kualitas pendidikan dan malahan merusak pendidikan kita?," ujar Doni.

Ia pun menyarankan agar pemerintah mengkaji keefektifan ujian nasional apakah dapat meningkatkan kualitas pendidikan atau tidak. Selain itu, pemerintah dinilainya juga perlu mengevaluasi sistem pendidikan lainnya.

"Kebijakan evaluasi pendidikan yang lain, seperti SBMPTN dan kebijakan KKM dan nilai rapor harus dievaluasi karena ini yang juga merusak pendidikan. Menurut saya, kita perlu meletakkan UN dalam keseluruhan sistem kebijakan pendidikan, tidak bisa dilihat sebagai satu tes tertutup yang tidak terkait dengan kebijakan lain," ungkapnya.

Doni menilai dari sisi teori pembelajaran, ujian nasional sudah tak cocok lagi digunakan. Yang terpenting ialah meningkatkan kreativitas dan juga inovasi para siswa sehingga dapat meningkatkan daya saing.

"UN dari sisi teori pembelajaran sudah sangat usang dan tidak cocok dipakai karena masa depan tidak ada lagi kriteria standar dalam profesi, tapi inovasi dan kreasi. Kalau mau bersaing, ini yang harus diperkuat," kata dia

Berita Terkait

Berita Terkait

Rekomendasi

Republika TV

>

Terpopuler

>
x close