Rabu 21 Oct 2015 20:12 WIB

Bocah 9 Tahun Meninggal, Gumpalan Asap Ada dalam Paru-Paru

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Andi Nur Aminah
Pihak keluarga menunjukan hasil rontgen almarhum Ramadhani Luthfi Aerli yang diduga meninggal akibat dampak kabut asap di Kota Pekanbaru, Riau, Rabu (21/10).
Foto: Antara/FB Anggoro
Pihak keluarga menunjukan hasil rontgen almarhum Ramadhani Luthfi Aerli yang diduga meninggal akibat dampak kabut asap di Kota Pekanbaru, Riau, Rabu (21/10).

REPUBLIKA.CO.ID,  PEKANBARU -- Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Sumatra kembali memakan korban. Kali ini menimpa Ramadhan Lutfi Aerli (9 tahun), warga Jalan Pangeran Hidayat, Pekanbaru, Riau. Lutfi meninggal setelah sebelumnya mengalami muntah-muntah, badan panas tinggi dan kejang.

Ayah korban, Eri Wirya (46 tahun) mengatakan hasil CT Scan yang ditunjukkan dokter memperlihatkan ada gambar gumpalan asap dalam paru-paru anaknya. "Dokter mengeluarkan hasil scan itu, ada gambar kayak gumpalan asap di paru. Itu bahasa dokter," kata Eri kepada Republika.co.id, Rabu (21/10).

Eri mengatakan, berdasarkan hasil rontsen dan CT Scaan tubuh anaknya, dokter menjelaskan oksigen di dalam jantung sudah menipis. Namun, ia tidak menanyakan lebih lanjut penyebab dari penipisan kadar oksigen dalam jantung.

Menurut Eri, sehari-hari Lutfi memang jarang menggunakan masker. Korban juga tidak mempunyai riwayat sakit ISPA. Bocah itu juga belum pernah sekalipun menggunakan oksigen karena biayanya cukup mahal.

Eri mengatakan, sehari-hari keluarganya hanya menggunakan kipas angin biasa untuk sekadar mengipasi asap di sekeliling ruangan rumahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement