Ini Alasan tak Ada Petugas Pembersih Sekolah di Jepang

EPA
Murid SD kelas tiga menikmati makan siang bersama di sebuah sekolah di Tokyo, Jepang.
Rep: Gita Amanda Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, Di Jepang, seluruh siswa tak akan mengikuti ujian hingga usia mereka mencapai 10 tahun. Hingga usia itu, anak-anak dipandang lebih baik untuk belajar kehidupan.

Anak-anak di sekolah dasar ini diajarkan bagaimana hidup dengan baik. Mereka belajar mengurus hewan, menghormati orang dan memahami alam. Para siswa ini juga diajarkan nilai-nilai kehidupan seperti pengendalian diri, tanggung jawab dan keadilan.

Salah satu bentuk tanggung jawab yang diajarkan di sekolah adalah, anak-anak diminta menjaga lingkungan mereka tetap bersih. Sekolah-sekolah di Jepang beranggapan, jika lingkungan dijaga kebersihannya bersama-sama maka akan tercipta lingkungan yang harmonis.

Hal ini diyakini sebagai pelajaran mental, yang akan mengajarkan anak-anak rasa hormat serta tanggung jawab. Mereka akan memahami bahwa kebersihan adalah tanggung jawab semua orang. Sehingga siswa tak merasa diri mereka di "atas" dan mereka akan saling membantu dalam tugas membersihkan sekolah.

Setiap jam makan siang, seperti dilansir Life Hack, para siswa di sekolah Jepang juga diajarkan membawa sampah atau bekas makanan mereka ke zona daur ulang. Anak-anak ini juga harus membersihkan meja tempat mereka makan sebelum meninggalkannya.

Para siswa ini selalu menggelar makan siang bersama guru-guru mereka. Tujuannya menciptakan ikatan yang lebih erat antara siswa dan guru. Para siswa pun bertanggung jawab melayani makanan untuk guru-guru mereka.

Beberapa sekolah bahkan mengajarkan anak-anak untuk memasak sendiri makanan mereka. Tentunya menu yang mudah dan sehat. Ini bukan soal makanannya, tapi pendidikan di baliknya. Pendekatan sosial ini membantu siswa memiliki otonomi, tanggung jawab dan mendorong etos kerja yang kuat.

Manfaat pendidikan-pendidikan tersebut ke depannya, anak-anak akan terdorong dengan budaya kebersihan. Mereka juga akan lebih saling menghormati. Mereka diajarkan menjaga kebersihan ruangan bersama, menjadi tim yang membantu satu sama lain dan membuat mereka berinteraksi satu sama lain.

Mantan guru bahasa Inggris di sekolah Jepang, Michael Auslin, mengatakan sekolah tak hanya tentang belajar dari buku. Namun di Jepang siswa belajar bagaimana menjadi anggota masyarakat dan bertanggung jawab untuk diri sendiri.

Menurut Auslin tujuan sekolah umum di Jepang untuk mendidik anak dalam semua aspek, bukan hanya dari buku pelajaran. Mereka juga dilatih untuk belajar kehidupan.

Para pendidik di Jepang mengatakan pendidikan bukan hanya sarana mengembangkan kecerdasan anak, tapi juga menjadikan anak orang yang berguna. Mengajarkan anak peduli terhadap manusia lain dan alam adalah periode besar dalam kehidupan anak. Sekolah merupakan sarana mereka belajar keterampilan baru, kebiasaan dan pengalaman.

Sebagai orang tua ada baiknya memahami bahwa anak-anak harus bisa menghormati orang lain, bertanggung jawab dan menegakkan keadilan. Tidak ada gunanya hanya meningkatkan kecerdasan anak namun merusak sifat kemanusiaan mereka.

Mungkin banyak orangtua yang tidak ingin melihat anak-anak mereka membersihkan dan mencuci, tapi setiap orang tua pasti ingin anak-anaknya menjadi individu yang utuh. Ingat ini bukan soal tindakannya, tetapi hasil akhir yang penting.

 
Berita Terpopuler