Kenduri Seni Melayu Perkuat Wisata di Kota Batam

enjoy batam
Seni Melayu Batam.
Red: Hazliansyah

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM --Ajang "Kenduri Seni Melayu" sukses digelar sepanjang akhir pekan kemarin di Kota Batam. Ajang yang berlangsung sejak Jumat (17/11) hingga Ahad (19/11) itu meriah dengan berbagai suguhan kesenian khas Melayu.

Inilah pesta tahunan yang menghadirkan ragam jenis seni Melayu yang berlangsung sejak tahun 1999. Inilah pesta yang juga turut menghadirkan ragam seni dari negara serumpun Melayu. Seperti Malaysia, Singapura, Vietnam, Brunei Darussalam, Thailand, Kamboja serta Indonesia.

Selama tiga hari, Kenduri Seni Melayu menghadirkan berbagai suguhan seni Melayu. Mulai dari musik/lagu, teater atau sastra yang dikemas dalam bentuk karya pentas yang menarik dan menghibur.  Selain itu juga ada pembacaan puisi dari para penyair Kota Batam serta penyair nasional dan ASEAN.

Tidak ketinggalan tentunya artis (penyanyi) Melayu dari Indonesia, Malaysia dan Singapura. Suguhan bazar makanan lhas Melayu dan industri kreatif makin menambah semarak suasana.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam yang juga Ketua Pelaksana kegiatan, Pebrialin mengatakan, Kenduri Seni Melayu selain menjadi pesta dan suguhan seni budaya Melayu, juga menjadi ajang silaturahmi dari negara serumpun Melayu melalui penampilan seni pertunjukan.

"Kenduri Melayu juga untuk menggali dan melestarikan perkembangan seni budaya Melayu nusantara sebagai identitas dan jati diri bangsa," ujar Pebrialin.

Wali Kota Batam Muhammad Rudi mengatakan, penyelenggaraan Kenduri Seni Melayu yang memasuki tahun ke-19 penyelenggraan ini juga menjadi bagian dari rangkaian HUT Kota Batam ke-188. Ia mengatakan, ekspresi seni budaya yang berakar umbi pada pemikiran dan emosi budaya Melayu merupakan "ruh" tanah Batam khususnya dan Kepulauan Riau pada umumnya.

"Kegiatan Kenduri Seni Melayu ini adalah untuk menggali, melestarikan dan mengembangkan potensi seni budaya Melayu dan Nusantara sebagai identitas jati diri bangsa," kata Muhammad Rudi.

Potensi seni budaya yang telah digali, dilestarikan dan dikembangkan tersebut kemudian dimanfaatkan melalui pementasan yang menarik dan menghibur sebagai salah satu daya tarik wisata.

"Sehingga dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Batam dan Kepulauan Riau pada umumnya," ujar Muhammad Rudi.

Pariwisata, jelas Rudi, memang menjadi salah satu kekuatan utama yang akan terus dikembangkan Kota Batam ke depannya. Pariwisata dapat mewujudkan kebangkitan ekonomi masyarakat yang lebih cepat.

"Kota Batam juga terus mempercantik diri. Dalam dua tahun ke depan kota Batam akan semakin indah. Pulau Putri, Pulau Abang akan kita kembangkan," ujarnya.

Untuk itu ia berharap ke depan acara ini dapat digelar kembali dengan acara yang semakin beragam.

"Terima kasih untuk Kementerian Pariwisata yang telah mendukung kegiatan ini. Kami tetap komit untuk bekerja mempercantil Kota Batam dengan segala atraksi dan keistimewaanya," ujar Muhammad Rudi.

Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuti mengatakan, Batam sebagai salah satu pintu masuk utama wisatawan memang membutuhkan lebih banyak lagi atraksi yang dapat menarik minat wisatawan. Data BPS menyebutkan, tahun lalu jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Kota Batam mencapai 1,5 juta wisatawan.

"Hingga bulan September tercatat sudah mencapai 1,7 juta wisatawan," ujar Esthy didampingi Kabid Promosi Wisata Pertemuan dan Konvensi Kemenpar, Eddy Susilo.

Untuk itu jelas Esthy, Batam membutuhkan suguhan dan perubahan-perubahan yang dapat menarik minat wisatawan. Salah satunya melalui Kenduri Seni Melayu yang digelar tiap tahun.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut baik penyelenggaraan Kenduri Seni Melayu 2017 sebagai bagian dari menumbuhkan dan memperkuat pariwisata di Kota Batam.

"Budaya merupakan unsur terkuat yang menjadi daya tarik bagi wisatawan. Dan Batam berhasil mewujudkannya menjadi daya tarik melalui kegaiatan Kenduri Seni Melayu," ujar Menpar Arief Yahya.

Ia mengatakan, seni budaya Melayu tentu akan menjadi faktor kuat bagi wisatawan di Malaysia dan Singapura.

"Selain kedekatan wilayah dan jarak, kedekatan seni budaya Melayu juga akan menjadi magnet besar. Khususnya wisatawan dari kedua negara tersebut," ujar Menpar.

 
Berita Terpopuler