Kamis 06 Sep 2018 16:21 WIB

Sekjen PSI: Tukarkan Dolar ke Rupiah Untungkan Sandiaga

'Pasti lebih untung karena ada selisihnya,' kata Sekjen PSI Raja Juli Antoni.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ratna Puspita
Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni.
Foto: Republika/Dian Erika Nugraheny
Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni menanggapi langkah bakal cawapres 2019, Sandiaga Uno, menukarkan dolar miliknya ke rupiah dan mengimbau agar pejebat negara mencontoh langkahnya. Menurut Raja, langkah Sandiaga secara logika ekonomi tentu menguntungkan dirinya pribadi.

Raja mengatakan ia tidak memiliki dolar seperti Sandi. Namun, ia menerangkan secara logika ekonomi, menukar dolar saat nilai tukarnya terhadap rupiah sedang tinggi pasti menguntungkan orang yang menukarnya. 

“Pasti lebih untung karena ada selisihnya. Jadi, itu menguntungkan bro Sandi secara personal," kata dia kepada Republika.co.id, Kamis (6/9).

Kendati demikian, Raja mengaku menyambut baik cara Sandiaga menukar dolar ke rupiah. Ia mengatakan menggelontorkan dolar saat nilai tukarnya sedang tinggi seperti saat ini akan mempunyai efek positif kepada pasar.

 

photo
Sandiaga Uno secara simbolis menukarkan dolar AS ke rupiah. (Republika)

Raja mengatakan, imbauan agar pihak lain, termasuk pejabat, menukar dolar ke rupiah memang baik. Kendati demikian, ia mengatakna, hal yang lebih penting melihat apa yang dikerjakan pemerintahan Jokowi mengatasi lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar.

Ia mengatakan, Jokowi sudah melakukan upaya seperti rapat koordinasi mengecek kebijakan fiskal dan moneter. “Defisit anggaran berjalan diperiksa secara detail, mengurangi barang-barang impor dan mengedepankan ekspor, saya kira ini yang lebih fundamental yang harus dihadapi," kata dia.

Raja mengatakan langkah-langkah itu penting dilakukan karena persoalan lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar sekarang ini bukan datang dari dalam negeri. "Persoalan terbesarnya adalah memang soal policy (kebijakan) The Federal Reserve yang menaikkan suku bunga sehingga dolar balik ke negara asalnya," kata dia. 

Baca Juga: Sandi: Kemarin Tukar Uang Asing, Hari Ini Rupiah Menguat

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement