REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni melontarkan wacana haram bagi partai nasionalis untuk berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Menurutnya, ideologi partai nasionalis akan berseberangan dengan PKS.
Ia menekankan PSI tidak akan berkoalisi dengan PKS di seluruh pilkada gubernur, bupati dan wali kota di seluruh Indonesia. Ia merasa haram bila PSI berkoalisi dengan PKS.
"PSI dan PKS ibarat air dan minyak yang tidak bisa disatukan. PSI percaya dengan demokrasi tidak boleh bekerja sama dengan PKS yang hanya menjadikan demokrasi sebagai alat untuk mendirikan pemerintahan Islam versi mereka," katanya dalam keterangan resmi, Selasa (8/4).
Ia menyoroti perolehan elektoral PKS memang hanya sekitar 6 persen. Walau begitu pengaruh PKS semakin besar. Ia mencontohkan pengaruh PKS membuat kampanye calon Presiden Republik Indonesia 02 Prabowo Subianto disulap menjadi even agama yang ekslusif.
"Ini seperti yang dikeluhkan mantan Presiden SBY. Bayangkan kalau PKS yang berkuasa, tidak tahu apa jadinya Indonesia," ujar Wakil Sekertaris TKN Jokowi-Amin.
Ia menyayangkan praktek politik hanya berorientasi kekuasaan di tingkat daerah. Alhasil membuat partai-partai yang mengaku partai nasionalis malah berkoalisi dengan PKS.
"Oleh karena itu saya mengimbau semua partai nasionalis berikrar untuk tidak berkoalisi dengan PKS. Tapi saya ragu apakah partai-partai nasionalis senior mau menarik garis tegas seperti yang dilakukan PSI," ucapnya.