Jumat 17 May 2019 13:55 WIB

BPOM DIY Temukan Makanan Mengandung Bahan Berbahaya

makanan mengandung bahan berbahaya ini ditemukan di Kabupaten Bantul dan Gunungkidul.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas BPOM Kendari melakukan pemeriksaan jajanan khas Ramadhan yang dijual oleh pedagang di Bundaran Mandonga, Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (6/5/2019).
Foto: Antara/Jojon
Petugas BPOM Kendari melakukan pemeriksaan jajanan khas Ramadhan yang dijual oleh pedagang di Bundaran Mandonga, Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (6/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) DIY menemukan 13,9 persen makanan mengandung bahan berbahaya. Hal ini ditemukan setelah melakukan pemantauan dan pengawasan di seluruh kabupaten dan kota di DIY.

Kepala BPOM DIY, Rustyawati mengatakan, makanan tersebut mengandung bahan berbahaya seperti formalin, boraks dan rhodamin b. Berdasarkan pemantauan dan pengawasan sejak awal Ramadhan, makanan mengandung bahan berbahaya ini ditemukan di Kabupaten Bantul dan Gunungkidul. 

Baca Juga

"Yang bermasalah ada di (ikan) trinasi, mie basah dan kerupuk," kata Rustyawati di Pasar Beringharjo, Jumat (17/5).

Ia mengatakan, makanan yang mengandung formalin dan boraks ini berasal dari luar DIY yakni Solo. Sementara, makanan mengandung rhodamin berasal dari Jawa Tengah.

Penemuan ini diambil dari 205 sampel makanan. Termasuk takjil yang memang banyak dijual pada Ramadhan ini.

Dari 205 sampel makanan, 79 sampel merupakan takjil. Namun, takjil yang mengandung bahan berbahaya tidak terlalu banyak ditemukan.

"Hasilnya, sejauh ini kan masih berproses. Tiap hari kita turun ke lapangan. Dari 79 sampel hanya dua persen yang mengandung bahan berbahaya," katanya.

Selain itu, juga ditemukan beberapa makanan yang rusak. Seluruh makanan rusak yang ditemukan tersebut langsung diambil dan dimusnahkan.

"Makanan rusak yang bentuknya kalengan. Ada susu, sayur dan buah dalam kaleng yang rusak. Kita tidak toleransi untuk dijual, langsung diturunkan dan dimusnahkan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement