Senin 14 Oct 2019 01:02 WIB

Demokrat Dukung Jokowi di Dalam dan Luar Kabinet

Sikap Demokrat akan mendukung pemerintahan Jokowi dalam lima tahun ke depan.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Andri Saubani
Presiden Joko Widodo saat bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (10/10) siang ini.
Foto: Republika/Dessy Suciati Saputri
Presiden Joko Widodo saat bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (10/10) siang ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat menyatakan akan tetap mendukung pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) selaku presiden terpilih. Demokrat mengklaim, dukungan itu akan diberikan terlepas dari posisi Demokrat di kabinet.

Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon mengatakan, sikap Demokrat akan mendukung pemerintahan Jokowi dalam lima tahun ke depan. Hal ini, kata Jansen, juga telah disampaikan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam pidatonya 9 September 2019 lalu.

Baca Juga

"Soal yang lain-lain seperti masuk di kabinet atau tidak, biarlah itu jadi otoritas dan kewenangan penuh Pak Jokowi," kata Jansen saat dihubungi Ahad (13/10).

Jansen juga menyatakan, Demokrat menyerahkan keputusan posisi di dalam atau di luar kabinet berada di tangan Jokowi. Jika memang dibutuhkan, Jansen pun menyatakan, Demokrat akan tetap menyiapkan kadernya.

"Kalau di Demokrat beliau lihat ada figur yang cocok dan punya kapasitas untuk membantu beliau 5 tahun ke depan tentu kita siap," kata Jansen Sitindaon.

Sebelumnya, SBY sudah menemui Jokowi. Jansen mengatakan, dirinya tidak mengetahui secara rinci pembicaraan apa yang dilakukan oleh SBY maupun Jokowi secara empat mata itu. Namun, pembicaraan itu diyakini Jansen tidak hanya bicara soal politik praktis.

"Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini mendampingi pak SBY, kalau pak SBY bertemu dengan seseorang pastilah yang selalu dibicarakan itu soal politik kebangsaan," kata dia.

Sebagai Presiden Keenam RI, tambah Jansen, konsentrasi utama SBY adalah agar Indonesia rukun, adem, stabil dan aman. Ia meyakini, pertemuan dengan Presiden Jokowi, materi pembicaraan mereka tidak lepas dari situasi kebangsaan Indonesia saat ini.

Pertemuan antara Jokowi dan SBY terjadi di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (10/10). Menurut Jokowi, pertemuan empat mata ini dilakukan untuk membahas kondisi politik dan Tanah Air akhir-akhir ini.

"Yang banyak berkaitan politik, dengan situasi keadaan kota akhir-akhir ini," ujar Jokowi saat memberikan keterangan pers. Jokowi tak membantah dalam pertemuan ini juga dibahas rencana bergabungnya Partai Demokrat dalam kabinet di pemerintahan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement