Senin 25 Nov 2019 05:14 WIB

Lebih dari 80 Persen Pelajar Kurang Olahraga

WHO menganjurkan agar anak beraktivitas fisik satu jam per hari

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Christiyaningsih
Olahraga (ilustrasi)
Foto: the88sj.com
Olahraga (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan agar anak melakukan aktivitas fisik berintensitas sedang hingga berat selama satu jam per hari. Akan tetapi, mayoritas pelajar di dunia tidak melakukan rekomendasi ini.

Hal ini terungkap dalam sebuah studi terbaru dari WHO yang dimuat dalam jurnal The Lancet Child & Adolescent Health. Studi ini melibatkan 1,6 juta pelajar berusia 11-16 tahun dari 146 negara. Studi yang menggunakan data dari 2001 hingga 2016 ini mengungkapkan 81 persen para pelajar tidak melakukan aktivitas fisik sesuai rekomendasi WHO.

Baca Juga

Di 29 persen negara, pelajar perempuan memiliki poin 10 persen lebih rendah dalam hal melakukan aktivitas fisik sesuai rekomendasi WHO. Di 142 negara, pelajar perempuan juga cenderung lebih tidak aktif dibandingkan pelajar laki-laki.

Perbedaan antara pelajar perempuan dan laki-laki ini semakin meningkat dalam periode 2001-2016 di 73 negara. Pada 2016, tercatat 90 persen atau lebih pelajar perempuan di 27 negara tidak melakukan aktivitas fisik yang cukup. Sedangkan pada laki-laki, hanya dua negara yang 90 persen pelajar laki-lakinya tidak melakukan aktivitas fisik yang cukup.

Seperti dilansir WebMD, pelajar laki-laki di Filipina dan pelajar perempuan di Korea Utara merupakan pelajar yang paling tidak aktif. Bangladesh menjadi negara dengan angka ketidakaktifan fisik terendah untuk gender laki-laki dan perempuan.

"Tindakan kebijakan darurat untuk meningkatkan aktivitas fisik dibutuhkan sekarang, khususnya untuk mendorong dan mempertahankan partisipasi anak permepuan dalam aktivitas fisik," ujar peneliti sekaligus petugas teknis dari Chronic Disease Risk Factor Surveillance WHO Regina Gulthold.

Kurang aktivitas fisik dapat membahayakan kesehatan anak. Sebaliknya, melakukan aktivitas fisik sesuai rekomendasi WHO dapat membawa banyak manfaat bagi kesehatan anak. Beberapa di antaranya adalah meningkatkan kesehatan jantung, paru, kebugaran, otot hingga tulang.

Aktivitas fisik yang memadai juga dapat membantu anak untuk mengontrol berat badan. Beberapa bukti ilmiah juga menunjukkan bahwa aktivitas fisik memberi manfaat bagi kesehatan otak dan kemampuan bersosialisasi. Banyak dari manfaat aktivitas ini yang akan terbawa hingga anak beranjak dewasa.

"Studi ini menyoroti bahwa generasi muda memiliki hak untuk bermain dan perlu diberikan peluang untuk menyadari hak mereka terhadap kesehatan fisik dan mental serta kesejahteraan," jelas Direktur Centre for Built Environment and Health di University of Western Australia, Fiona Bull.

Mendorong anak khususnya pelajar remaja untuk melakukan aktivitas fisik membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Pembuat kebijakan misalnya, diharapkan untuk membuat program atau aturan yang dapat meningkatkan aktivitas fisik remaja.

Di sisi lain, sektor pendidikan, perencanaan kota serta keamanan jalan dapat berperan dalam menciptakan kesempatan bagi generasi muda untuk menjadi lebih aktif. Tokoh politik dan para pemimpin juga diharapkan dapat mempromosikan pentingnya aktivitas fisik bagi semua orang, termasuk remaja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement