Jumat 13 Dec 2019 16:27 WIB

Balai Veteriner: Babi di Sumut Kemungkinan akan Habis

Sebanyak 27.070 ekor babi di Sumut telah mati akibat virus babi.

Petugas dengan alat berat memasukkan bangkai babi ke lubang saat akan dikuburkan, di tepi Sungai Bederah, Kelurahan Terjun, Medan, Sumatera Utara, Selasa (12/11/2019).
Foto: Antara/Septianda Perdana
Petugas dengan alat berat memasukkan bangkai babi ke lubang saat akan dikuburkan, di tepi Sungai Bederah, Kelurahan Terjun, Medan, Sumatera Utara, Selasa (12/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumatera Utara mencatat hingga Jumat sebanyak 27.070 ekor babi di Sumut mati akibat virus hog cholera atau kolera babi.

Kepala Balai Veteriner Medan Agustia, Jumat mengatakan bahwa kematian ternak babi ini sangat cepat yaitu yang terlapor rata-rata 1.000 - 2.000 ekor per hari. Balai Veteriner Medan sudah menyatakan babi yang mati terindikasi African Swine Fever (ASF), namun Menteri Pertanian hingga saat ini belum menyatakannya (declare).

Baca Juga

Agustia mengungkapkan, virus hog cholera sudah pernah mewabah pada kurun tahun 1993 - 1995. Saat itu, kasusnya juga bermula dari Dairi.

"Berdasarkan ilmunya, ini (babi) kemungkinan akan habis semua. Karena pemain di case ini hog cholera ada, penyakit bakterial ada, ASF juga terindikasi," katanya.

Angka 27.070 babi yang mati tersebut menyebar di 16 Kabupaten yakni di Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Medan, Karo, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Samosir, Simalungun, Pakpak Bharat, Tebing Tinggi, Siantar dan Langkat.

Pihaknya yakin masih ada warga yang tidak melaporkan kematian babinya karena faktor jarak atau lokasi dan menguburnya secara swadaya."Enam belas kabupaten/kota itu memang kantong ternak babi atau populasi babi di Sumut," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement