Senin 06 Jan 2020 22:53 WIB

Pemprov Sulsel Perkuat Peran Kemenag Rawat Kerukunan

Kerukunan merupakan modal bersama untuk mewujudkan kesejahteraan.

Kerukunan merupakan modal bersama untuk mewujudkan kesejahteraan. Kerukunan antar Umat Beragama. (ilustrasi)
Foto: www.cathnewsindonesia.com
Kerukunan merupakan modal bersama untuk mewujudkan kesejahteraan. Kerukunan antar Umat Beragama. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR— Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), HM Nurdin Abdullah, mendukung keluarga besar Kementerian Agama (Kemenag) Sulsel menjadi pelopor dalam menjaga kerukunan dan kedamaian di daerah masing-masing.

"Jadilah pencerah dan pelopor terkait kerukunan dan kedamaian di wilayah kerjanya masing-masing," kata Nurdin Abdullah dalam keterangannya di Makassar, Senin (6/1).

Baca Juga

Mantan Bupati Bantaeng dua periode itu mengaku, Kementerian Agama di usianya yang ke-74 tahun telah memperlihatkan pengabdian dan kerja kerasnya dalam membantu perjalanan bangsa, termasuk menciptakan kerukunan antar umat beragama. "Semoga Kemenag khususnya di Sulsel bisa menjadikan kondisi lebih baik lagi ke depan," ujarnya.

Dia juga mengapresiasi kerja bersama keluarga besar Kementerian Agama Sulsel atas pencapaian prestasinya selama ini. Utamanya terkait indeks kerukunan umat beragama yang memperoleh nilai tinggi di Sulsel.

"Kerukunan antar umat ini penting karena menjadi faktor utama dalam mendongkrak perkembangan dan kemajuan ekonomi bagi rakyat dan daerah kita," ucapnya.

Kepala Kantor Wilayah Kemenag Sumsel, Anwar Abubakar, mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran Kemenag Sulsel atas dedikasi dan pengabdiannya selama ini sehingga mampu meraih sejumlah prestasi tingkat nasional.

“Kepada gubernur serta jajaran pimpinan daerah kabupaten kota di Sulsel, Forkopimda dan seluruh mitra kerja Kemenag, kami secara khusus menghaturkan terima kasih atas sinergitas yang terjalin baik selama ini, sehingga program Kemenag berjalan dengan baik dan sukses, semoga kerjasama ini lebih dipererat dan ditingkatkan," jelas Anwar.

 

 

 

 

SEMARANG— Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, mengarahkan para santri yang tersebar di berbagai daerah untuk menggarap potensi pertanian yang bernilai ekonomi seperti beras basmati, sagu, serta sorgum.

"Kebutuhan beras basmati di Indonesia per bulan mencapai 500 ton, sedangkan di dalam negeri belum banyak yang menanam sehingga kebutuhan itu masih dipenuhi dari impor," katanya di Semarang, Senin (6/1).

Wagub yang akrab disapa Gus Yasin itu mengungkapkan beras basmati mulai banyak dicari karena bisa disimpan hingga satu tahun sehingga berbeda dengan beras lokal yang lebih cepat rusak jika disimpan dalam beberapa bulan.

Selain itu, beras basmati juga dipercaya memberikan manfaat bagi kesehatan karena rendah kalori dan memberikan rasa kenyang yang lebih lama.

Gus Yasin menambahkan, komoditas pertanian lain yang juga bisa dikembangkan adalah sagu yang selama ini baru diproduksi di Papua menjadi tepung dengan nilai tambah yang masih belum tinggi.

"Nilai tambahnya akan lebih tinggi apabila diolah menjadi gula dan Jateng pernah ditawari untuk membuat pabrik pengolahan sagu menjadi gula. Demikian pula sorgum yang kini mulai mendapat tempat di masyarakat karena manfaat kesehatannya," ujarnya.

Menurut dia, hal-hal seperti ini perlu difasilitasi karena banyak komoditas pertanian yang masih perlu dikembangkan di Indonesia, khususnya Jawa Tengah dan ini perlu disinergikan dengan berbagai pihak.

"Hal-hal seperti ini perlu difasilitasi, banyak komoditas yang masih perlu dikembangkan di Indonesia, khususnya Jawa Tengah dan ini perlu disinergikan dengan pihak lain," katanya.

Menanggapi hal tersebut, DPW Forum Santri Indonesia Provinsi Jateng menyatakan akan segera menindaklanjuti dengan membangun kerja sama beberapa dinas.

"Kami membangun kemitraan dengan beberapa dinas di provinsi ini karena di organisasi kami ada kabid ketenagakerjaan, kabid ekonomi kreatif, kabid UMKM dan koperasi, dan kabid pertanian sehingga selain santri pandai mengaji, juga mempunyai keterampilan khusus," ujarnya.

 

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement