Selasa 17 Mar 2020 07:49 WIB

PBSI: Hasil di All England 2020 Sesuai Target

Namun, pencapaian di sektor tunggal putra tak sesuai harapan.

Rep: Fitriyanto/ Red: Endro Yuwanto
Pebulu tangkis ganda campuran Indonesia Praveen Jordan dan Melati Daeva Oktavianti meluapkan kegembiraannya seusai memenangi laga final ganda campuran All England melawan pebulu tangkis Thailand Dechapol Puavaranukroh dan Sapsiree Taerattanachai di Arena Birmingham, Inggris, Ahad (15/3/2020). (Antara via Reuters/Andrew Boyers)
Foto: Antara via Reuters/Andrew Boyers
Pebulu tangkis ganda campuran Indonesia Praveen Jordan dan Melati Daeva Oktavianti meluapkan kegembiraannya seusai memenangi laga final ganda campuran All England melawan pebulu tangkis Thailand Dechapol Puavaranukroh dan Sapsiree Taerattanachai di Arena Birmingham, Inggris, Ahad (15/3/2020). (Antara via Reuters/Andrew Boyers)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) mensyukuri hasil yang diraih pebulu tangkis Indonesia di ajang All England 2020. Indonesia berhasil membawa pulang satu gelar juara dari dua nomor final yang diikuti.

Satu-satunya gelar juara tersebut diraih dari nomor ganda campuran melalui Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti setelah di final yang berlangsung Ahad (15/3) di Birmingham, Inggris, mengalahkan wakil Thailand Dechapol Puavanukroh/Sapsiree Taerattanachai melalui laga tiga gim, 21-15, 17-21, dan 21-8. Sayang, keberhasilan Praveen/Melati tidak diikuti oleh ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon.

Tampil di partai terakhir, pasangan nomor satu dunia ini kalah dari Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe dengan skor 18-21, 21-12, dan 19-21. Kekalahan itu juga membuat pasangan berjuluk Minions ini takluk dalam enam laga terakhirnya dari pasangan asal Jepang tersebut.

Hasil ini membuat Indonesia bersama Taiwan mengoleksi satu gelar juara dan satu runner-up. Juara umum All England 2020 diraih Jepang yang merebut dua gelar juara melalui ganda putra dan ganda putri. Denmark meraih satu gelar melalui tunggal putranya, Victor Axelsen. China pulang tanpa gelar juara kali ini.

"Kami harus syukuri hasil All England 2020. Karena hasil tersebut juga sudah memenuhi target yang diberikan bidang pembinaan dan prestasi PP PBSI. Walaupun kami berharap dapat bonus lebih satu gelar," ujar Sekretaris Jendral PP PBSI Achmad Budiharto ketika dihubungi Republika.co.id, Senin (16/3).

Budiharto menambahkan, untuk ganda campuran PBSI berangkat ke All England 2020 dengan membawa dua misi. Pertama, tentu ingin juara karena Praveen memiliki kemampuan yang luar biasa. "Tapi dia memang orangnya moody. Kalau mood-nya sedang bagus luar biasa mainnya, tapi juga bisa sebaliknya. Sehingga kami memang menjaga mood-nya dengan tidak menargetkan juara," jelasnya.

Misi kedua, lanjut Budiharto, adalah mengamankan posisi Hafiz Faizal/Gloria Emmanuelle Widjaja agar tetap berada di delapan besar dunia. "Ternyata ini berhasil, Hafiz/Gloria bisa lolos ke babak delapan besar sehingga posisi mereka tidak berubah," ujarnya.

Jika ganda campuran dan ganda putra berhasil menempatkan wakilnya di final, sektor lainnya masih belum berhasil. Bahkan di sektor tunggal putra, PBSI harus kehilangan wakilnya di babak dua. Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie terhenti di babak pertama, sementara Shesar Hiren Rhustavito tak bisa mengatasi lawannya di babak kedua.

Pelatih tunggal putra, Hendry Saputra, beberapa waktu lalu menyatakan, hasil ini di luar harapan. Apalagi untuk Anthony dan Jonatan yang sebelumnya diharapkan bisa melangkah lebih jauh lagi. Di laga pembuka, Anthony langsung kalah dari Rasmus Gemke asal Denmark dengan skor 14-21, 18-21. Sebelumnya, Jonatan juga kalah telak 15-21, 13-21 dari Lee Zii Jia asal Malaysia. “Evaluasi untuk Jonatan dan Ginting, ini di luar harapan saya," tegas Hendry.

Sementara untuk Shesar, meski kalah, Hendry mengakui peningkatan performa dari anak didiknya tersebut. Hanya saja masih perlu untuk terus diasah, terutama soal kesabaran di lapangan dan kekuatan fisiknya.

Shesar terhenti di babak dua, juga dari Gemke, dengan laga yang cukup panjang selama 77 menit. Shesar berhasil merebut gim pertama, namun akhirnya kalah setelah bermain rubber game, dengan skor akhir 21-18, 13-21, dan 19-21.

Usai perhelatan All England 2020, Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) akan menangguhkan sementara turnamen bulu tangkis terkait penyebaran virus corona. Semua turnamen BWF World Tour dan turnamen lainnya ditangguhkan mulai Senin, 16 Maret, hingga Ahad, 12 April. Keputusan ini disampaikan BWF pada Jumat (13/3) lalu.

“Saya kira ini merupakan kebijakan tepat yang diambil BWF untuk saat ini, menunda semua pertandingannya, sampai kondisi yang cukup kondusif untuk pemain, ofisial dan juga penonton,” kata Achmad Budiharto.

Turnamen yang terpengaruh keputusan ini di antaranya adalah Swiss Open 2020, India Open 2020, Orléans Masters 2020, Malaysia Open 2020, dan Singapore Open 2020, serta sejumlah turnamen internasional level 3.

Penangguhan akan mulai berlaku setelah selesainya All England Open 2020 di Birmingham, Inggris, pada Ahad, 15 Maret. Terkait soal perhitungan poin Olimpiade Tokyo 2020, BWF akan memberikan pengumuman menyusul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement