Demi Atlet, PON 2020 Disarankan Ditunda

Latihan yang tak maksimal akan membuat performa atlet minus di gelanggang PON.

Republika
Penari asal Papua menampilkan tarian khas Papua saat acara Malam Bahasa dan Budaya Internasional ke-18 di Pusdiklat Bahasa Badiklat Kemhan, Jalan Jati Raya, Pondok Labu, Jakarta, Rabu (16/10/2019).
Rep: Nawir Arsyad Red: Gilang Akbar Prambadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda meminta pemerintah menunda pelaksanaan Pekan Olah Raga Nasional (PON) 2020 di Papua. Hal itu dikarenakan pandemi virus corona atau SARS-CoV-2 yang dicemaskan akan menyebar lewat perhelatan tersebut.

"(Harus segera diputuskan) jangan sampai ini membuat dengan para pemangku kepentingan olahraga nasional mulai dari atlet, pelatih, dan official cabang-cabang olahraga (cabor) terkatung-katung menunggu kepastian pelaksanaan PON,” ujar Syaiful kepada wartawan, Sabtu (28/3).

Ia mengatakan, perkembangan virus corona di Indonesia kian mengkhawatirkan setiap harinya. Kondisi ini membuat sejumlah program latihan para atlet dari berbagai daerah menjadi terganggu. 

Dicemaskan, dengan latihan yang tak maksimal, kelak para atlet akan menunjukkan performa minus di gelanggang PON.

“Jika program latihan ini terganggu karena corona maka bisa dipastikan performa atlet pada saat pelaksanaan PON juga bakal terganggu,” katanya.

Penyebaran Covid-19 juga menganggu persiapan kesiapan venue. Apalagi saat ini Pemprov Papua sebagai Panitia Besar (PB) PON telah menutup bandara, maupun pelabuhan untuk mencegah penularan.

"Kalau bandara dan pelabuhan ditutup artinya ada ahli atau bahan venue yang tidak bisa masuk ke Papua sehingga mengganggu proses penuntasan pengerjaan venue,” ujar Syaiful.

Ia menyarankan agar pelaksanaan PON Papua ditunda selama satu tahun. Ini agar para atlet maupun pihak penyelenggara bisa mendapatkan kepastian.

"(Lihat) Olimpiade Jepang 2020 maupun Piala Eropa 2020. Rata-rata event tersebut ditunda hingga 2021. Jadi tidak ada salahnya jika PON Papua 2020 ditunda hingga satu tahun mendatang," ujar politikus PKB itu.

 
Berita Terpopuler