Sabtu 28 Mar 2020 19:55 WIB

Ini Lawan yang Paling Ingin Valentino Rossi Hadapi di MotoGP

Pembalap yang paling ingin dilawannya adalah pahlawan masa kecilnya.

Rep: Fitriyanto/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Kevin Schwantz
Foto: Reuters
Kevin Schwantz

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jika Valentino Rossi ditanya siapa pesaing impiannya di ajang balap motor 500cc, tanpa ragu rider berjuluk the doctor ini menyebut nama pembalap asal Amerika Serikat, Kevin Schwantz. Sayang keduanya tidak pernah bertemu di lintasan karena keduanya berbeda generasi.

Valentino Rossi yang telah telah 24 tahun membalap, memiliki banyak saingan bahkan jauh sebelum tampil di kelas tertinggi 500cc.  Para pesaingnya sebut saja mulai dari Noby Ueda, Jorge Martinez, Tomomi Manako, Tetsuya Harada, Tohru Ukawa, dan Loris Capirossi.

Tahun 2000, pembalap asal Italia itu kemudian berjuang keras untuk berada di urutan kedua di belakang Kenny Roberts Jr dalam musim pertamanya di kelas 500cc. Setelah itu giliran rekan senegaranya Max Biaggi menjadi pesaing utamanya.

Menyusul kemudian Sete Gibernau mengambil alih sebagai penantang kejutan pada tahun 2003, diikuti oleh pembalap lainnya Marco Melandri, tetapi akhirnya Nicky Hayden yang mengakhiri gelar Rossi di tahun 2006.

Casey Stoner dengan Ducati mengejutkan dunia MotoGP pada 2007, sebelum Rossi kembali ke puncak dunia pada 2008 dan 2009 - saat itu rekan setimnya (Jorge Lorenzo) - adalah saingan utama kejuaraan the Doctor untuk pertama kalinya.

Pembalap Spanyol lainnya, Marc Marquez, kemudian muncul sebagai kekuatan dominan MotoGP.  

Tapi pembalap yang paling ingin dilawannya adalah pahlawan masa kecilnya.

"Lawan favoritku? Aku ingin balapan melawan Kevin Schwantz," kata Rossi pada SkySport.it.  "Sebagai seorang anak saya menonton era keemasan kejuaraan dunia balap 500cc, dengan semua orang Amerika dan Australia dan dia selalu menjadi perjalanan favorit saya. Akan menyenangkan untuk membalap Schwantz dengan Suzuki, dengan saya di Yamaha," lanjut joki kuda besi berusia 41 tahun ini

Schwantz  mengaspal periode 1988-1995. Ia telah telah 51 kali naik podium diantaranya memenangkan 25 grand prix, semuanya dengan Suzuki sedangkan gelar juara dunia direngkuhnya pada tahun 1993.

Tapi gaya dan kepribadian pembalap yang mengenakan nomor # 34 selalu penuh semangat, ditambah persaingan ketat dengan pembalap Yamaha Wayne Rainey, yang membuatnya menjadi sosok legendaris dalam balap sepeda motor grand prix.

"Saya pikir satu-satunya di luar sana yang masih senang melakukan apa yang dia lakukan adalah Rossi. Dia tidak menganggapnya sebagai pekerjaan dan saya pikir Marquez memiliki sikap yang sama," kata Schwantz kepada Crash.net pada 2015.

"Setiap hari saya bisa mengendarai sepeda motor ketika saya membalap secara profesional rasanya seperti, 'Anda bercanda! Betapa lebih beruntungnya saya mendapatkan pekerjaan ini?'  Saya pikir begitu banyak pengendara melihatnya sebagai pekerjaan. Anda tahu apa? Lakukan pekerjaan normal setiap hari dan Anda akan tahu apa definisi pekerjaan itu," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement