Rabu 29 Apr 2020 17:15 WIB

Kandidat Vaksin Corona dari Oxford Siap Diproduksi Massal

Kandidat vaksin corona sedang dalam tahap uji klinis di Inggris

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Kandidat vaksin corona sedang dalam tahap uji klinis di Inggris. Ilustrasi.
Foto: AP/Ted S. Warren
Kandidat vaksin corona sedang dalam tahap uji klinis di Inggris. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI — The Serum Institute of India berencana memproduksi 60 juta dosis vaksin potensial untuk Covid-19. Kandidat vaksin tersebut dikembangkan tim peneliti University of Oxford. Kandidat vaksin itu sedang dalam tahap uji klinis di Inggris.

The Serum Institute of India adalah pembuat vaksin terbesar di dunia berdasarkan volume. Serum Chief Executive, Adar Poonwala, mengatakan vaksin yang sedang diteliti tim University of Oxford disebut ChAdOx1 nCoV-19.

Baca Juga

Vaksin tersebut belum terbukti bekerja melawan Covid-19. Namun vaksin telah menunjukkan keberhasilan saat diuji coba kepada hewan, tepatnya monyet kera rhesus. Sekarang vaksin hanya tinggal dites kepada manusia. Atas dasar itu, Serum Institute of India memutuskan untuk mulai memproduksinya secara massal.

“Mereka adalah sekelomok ilmuwan hebat yang sangat berkualifikasi (di Oxford). Itulah sebabnya kami mengatakan kami akan mengikuti ini dan itulah sebabnya kami percaya diri,” kata Poonwala saat diwawancara Reuters pada Selasa (28/4) dilaporkan laman South China Morning Post.

Dia mengatakan Serum Institute of India adalah perusahaan terbatas swasta dan tidak bertanggung jawab kepada investor publik atau bankir. “Saya dapat mengambil sedikit risiko dan mengesampingkan beberapa produk serta proyek komersial yang telah saya rencanakan di fasilitas saya yang ada,” ujarnya.

Poonwala berharap uji coba vaksin Oxford yang diperkirakan usai pada September mendatang akan berhasil. Serum Institute juga telah bermitra dengan perusahaan biotek Amerika Serikat (AS) Codagenix dan Austria Themis pada dua kandidat vaksin Covid-19 lainnya.

Pekan lalu, ilmuwan Oxford mengatakan fokus utama dari tes awal adalah untuk memastikan apakah vaksin bekerja dan menginduksi respons imun yang baik. Mereka pun ingin memastikan tidak ada efek samping yang tak dapat diterima.

Menurut New York Times, bulan lalu enam monyet kera rhesus diinokulasi dengan kandidat vaksin di Rocky Mountain Laboratory National Institutes of Health di Montana. Subjek terinfeksi virus corona dalam jumlah besar. Namun mereka tetap sehat setelah lebih dari 28 hari.

Saat ini terdapat sekitar 100 kandidat vaksin Covid-19 yang sedang dikembangkan oleh tim biotek dan penelitian di seluruh dunia. Setidaknya lima di antaranya dalam pengujian awal pada manusia. Tahap ini dikenal sebagai uji klinis fase satu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement