Kamis 21 May 2020 03:55 WIB

Menag Jelaskan Alasan Kepastian Haji Mundur Awal Juni

Pengumuman dilakukan setelah mendapat arahan dari Presiden Joko Widodo.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agus Yulianto
Menteri Agama Fachrul Razi
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Menteri Agama Fachrul Razi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) mengundur tenggat pengumuman kepastian penyelenggaraan haji 1441H/2020M. Pengumuman yang awalnya akan disampaikan pada 20 Mei 2020, diundur sampai awal Juni 2020. 

Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengatakan, keputusan mengundur jadwal pengumuman dilakukan setelah mendapat arahan dari Presiden Joko Widodo. Menurut Menag, ada sejumlah alasan dibaliknya.

Pertama, arahan Presiden Joko Widodo agar batas penyampaian pengumuman diundur dengan harapan ada perkembangan baik di Indonesia dan Arab Saudi. Menag berharap, ada perkembangan baik terkait penanganan Covid-19, baik di Indonesia maupun Arab Saudi.

"Alasan kedua, saat ini tampak ada geliat persiapan haji yang dilakukan Pemerintah Arab Saudi. Antara lain, terlihat dari pemasangan tenda-tenda di Arafah oleh Muassasah Asia Tenggara. Sejak 17 Mei lalu, tenda di Arafah sudah mulai terpasang," ucap Menag dalam keterangan yang didapat Republika, Rabu (20/5).

Alasan berikutnya, saat ini di Indonesia masih menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga 29 Mei 2020. Semua pihak diharapkan bisa berkonsentrasi dalam mengefektifkan PSBB ini agar Covid-19 bisa segera tertangani.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Nizar Ali menambahkan, pihaknya telah mendapat informasi dari Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Kerajaan Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebril. Dari informasi yang didapat, Kerajaan Arab Saudi diharapkan akan menyampaikan pengumuman resmi terkait penyelenggaraan haji 1441H pada akhir Ramadhan.

"Saya juga sudah bersurat ke Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI agar bisa ikut mengomunikasikan masalah kepastian haji tahun ini melalui Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta," ujarnya.

Nizar memastikan, apapun keputusan terkait haji 2020, Kemenag siap menjalankannya. Sebab, Kemenag sudah menyiapkan mitigasi atas kemungkinan skenario penyelenggaraan haji tahun ini, apakah haji batal atau tetap dilaksanakan.

Bersamaan dengan penyiapan mitigasi, persiapan penyelenggaran ibadah haji 1441H juga terus dilakukan. Pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) tahap II masih dibuka dan akan berakhir hari ini, Rabu (20/5).

Persiapan layanan di Arab Saudi juga sudah dilakukan. Meski hingga saat ini prosesnya belum sampai pada kontrak pengadaan, karena adanya surat Menteri Haji dan Umrah Kerajaan Arab Saudi Nomor 410711030 tanggal 11 Rajab 1441H/6 Maret 2020.

Surat tersebut menjelaskan tentang permohonan untuk menunggu dalam penyelesaian kewajiban baru hingga jelasnya masalah Covid-19. “Jadi persiapan di Saudi sudah dilakukan namun hingga saat ini Kementerian Agama belum melakukan penandatanganan kontrak maupun pembayaran uang muka atas pelayanan jemaah haji di Arab Saudi,” kata dia.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement