Jumat 05 Jun 2020 13:21 WIB

Enam Orang di Cafe dan Warung Kopi Reaktif Rapid Test

Pemkot Malang memberikan sanksi cafe dan warung kopi tutup tiga hari ke depan.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Agus Yulianto
Wali Kota Malang, Sutiaji menetibkan kawasan perdagangan di Pecinan, Kota Malang.
Foto: Wali Kota Malang, Sutiaji menetibkan kawasan
Wali Kota Malang, Sutiaji menetibkan kawasan perdagangan di Pecinan, Kota Malang.

REPUBLIKA.CO.ID,  MALANG -- Jajaran Forkopimda melaksanakan Operasi Gabungan (Opsgab) di sejumlah cafe dan warung kopi kawasan Sudimoro, Kota Malang, Kamis (4/6) malam. Sebanyak enam orang dilaporkan mendapatkan hasil reaktif uji cepat (rapid test) dari 86 warga yang diperiksa secara keseluruhan.

Wali Kota Malang Sutiaji mewajibkan, warga dengan hasil reaktif untuk melakukan karantina mandiri. Mereka bisa melaksanakannya di rumah dengan pengawasan dari kelurahan dan puskesmas setempat. Bisa juga melakukan karantina di rumah isolasi yang telah disediakan.

"Ini apabila dinyatakan tidak disiplin atau tidak mampu melaksanakan karantina secara ketat," kata Sutiaji dalam pesan resmi yang diterima Republika, Jumat (5/4).

Pemerintah Kota (Pemkot) Malang turut memberikan sanksi terhadap cafe maupun warung kopi yang menjadi tempat uji cepat. Tempat-tempat tersebut akan ditutup selama tiga hari mendatang. Kemudian akan disemprotkan cairan desinfektan lalu diberikan masa tenang.

Sutiaji berjanji, cafe terkait akan dibolehkan untuk beroperasi kembali. Namun pemilik usaha harus melaksanakan protokol kesehatan secara ketat. Para pegawainya juga diwajibkan menggunakan masker, sarung tangan dan face shield.

Menurut Sutiaji, opsgab digelar dalam rangka mengingatkan masyarakat agar terus disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan. Masyarakat juga diminta menerapkan imbauan jaga jarak sebagai wujud kesiapan memasuki masa normalitas baru (new normal). Ia berharap, warga Kota Malang tetap waspada karena pandemi Covid-19 belum berakhir seutuhnya.

Di kesempatan serupa, Kapolresta Malang Kota, Leonardus Simarmata menilai, masyarakat cenderung tidak peduli dengan keadaan yang terjadi. Hal itu nampak terlihat banyak masyarakat yang tidak menggunakan masker. Padahal Kota Malang saat ini masih pada masa transisi menuju normalitas baru.

Pendapat serupa juga diungkapkan Dandim 0833 Kota Malang, Tommy Anderson. Dia mengaku cukup prihatin dengan temuan opsgab kali ini. "Yang kita sasar tidak sadar kalau musuh itu melekat pada dirinya, karenanya disiplin dan patuh anjuran pemerintah adalah mutlak," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement