Jumat 19 Jun 2020 18:47 WIB

Pesantren Go Digital Telkom, Lebih Mandiri di Era New Normal

Telkom Regional 3 siap memberikan solusi untuk pesantren melalui Pesantren Go Digital

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Telkom telah meluncurkan platform khusus pesantren sebagai solusi terkait proses pembelajaran online, pengembangan wirausaha dan UKM di Pesantren serta digitalisasi pesantren. Platform ini dimulai dengan pilot project di Pesantren Al Mizan yang terletak di Majalengka, Jawa Barat.
Foto: dok Telkom
Telkom telah meluncurkan platform khusus pesantren sebagai solusi terkait proses pembelajaran online, pengembangan wirausaha dan UKM di Pesantren serta digitalisasi pesantren. Platform ini dimulai dengan pilot project di Pesantren Al Mizan yang terletak di Majalengka, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Telkom telah meluncurkan platform khusus pesantren sebagai solusi terkait proses pembelajaran online, pengembangan wirausaha dan UKM di Pesantren serta digitalisasi pesantren. Platform ini dimulai dengan pilot project di Pesantren Al Mizan yang terletak di Majalengka, Jawa Barat. 

Pilot Project tersebut dimulai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Telkom yang diwakili GM Witel Cirebon, Linson Parlindungan Sitompul  dengan H Asep Zaenal Arifin selaku Pimpinan Yayasan Al-Mizan. 

Terkait hal tersebut, Telkom Regional 3 pun mengadakan webinar yang mengangkat tema “Pesantren Go Digital dalam Mewujudkan Pesantren Mandiri dan Go Global di Era New Normal”. 

Webinar ini menghadirkan narasumber ahli di bidangnya, di antaranya Prof. Dr. Ir. Marsudi Wahyu Kisworo (Komisaris Independen Telkom selaku Penggagas Gerakan 100 Smart City Indonesia dan Pakar ICT), Faizal R Joemadi (Direktur Digital Business Telkom), Mohamad Khamdan (Executive Vice President Telkom Regional 3 Jabar), Uu Ruzhanul Ulum, S.E (Wakil Gubernur Jawa Barat) yang diwakili oleh Toto M Toha (Staff Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia), KH Maman Imanulhaq. (Pengasuh Pondok Pesantren Al-Mizan), dan Henri Setiawan (Tribe of SMB Digititalization).

Peserta yang terdiri dari Pimpinan Daerah, Pimpinan Organisasi Islam, Pimpinan Pondok Pesantren, dan pemerharti pondok pesantren, mengkuti webinar secara interaktif melalui UMeetMe dan live streaming hello.umeetme.id.

Menurut Direktur Digital Business Telkom, Faizal R Joemadi, infrastruktur Telkom sangat siap untuk mendukung Smart City Jabar melalui solusi-solusi Connectivity-Content-Collaboration. Salah satunya adalah Pesantren Go Digital. 

“Telkom berkomitmen menghadirkan dukungan coverage 100 persen fiber optik seluruh Jabar serta ketersediaan Data Center yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh Pemda dan masyarakat. Pesantren Go Digital adalah solusi yang Telkom berikan demi mewujudkan Pesantren yang berdaya saing global,” ujar Faizal kepada wartawan, Jumat (19/6).

Menurut Executive Vice President Telkom Regional 3 Jabar, Mohamad Khamdan, Telkom Regional 3 saat ini telah siap untuk memberikan solusi untuk pesantren melalui Pesantren Go Digital

Khamdan mengatakan, Pesantren Go Digital ini dapat memberikan pemahaman kepada santri mengenai pemanfaaatan teknologi dalam meningkatkan pembelajaran. "JIka dilihat dari sisi commerce memberikan kepada para santri agar dapat menyalurkan produknya secara local dan global dan dapat mengembakan bisnis UMKM," katanya.

Menurut Staff Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia, Toto M Toha, kekuatan utama dunia pesantren terletak pada nilai keikhlasan, kemandirian, ketawadhu’an dan kejujuran, sekarang berkolaborasi atau “menikah” dengan berbagai keunggulan dunia modern.

Itulah sebabnya, ada program Pengembangan Manajemen Modern Pesantren, para santrinya yang hebat bisa dikirim ke luar negeri untuk mendakwahkan Islam rahmatan lil’alamiin ke mancanegara, termasuk pintu yang disediakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui program “English for Ulama”.

"Melaui program ini, para ulama milenial Jawa Barat yang berasal dari berbagai pesantren dikirim ke jantung dunia, yakni Inggris untuk mendakwahkan Islam ke komunitas global," katanya.

Selanjutnya Komisaris Independen Telkom selaku Penggagas Gerakan 100 Smart City Indonesia dan Pakar ICT, Prof Marsudi, menyampaikan bahwa Pandemi Covid-19 memberikan pembelajaran yang sangat baik untuk penerapan Smart City, seperti beberapa solusi adaptif yang sudah diterapkan di Provinsi Jabar di masa Pandemi Covid-19 yakni Pikobar (Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat) dan 5 Command Center tersebar di beberapa Kota/Kabupaten. 

Sementara menurut Tribe of SMB Digititalization, Henri Setiawan,  program beserta solusi Pesantren Go Digital yaitu website pesantren, edukasi melalui solusi pembelajaran online, commerce dan kartu santri yang memudahkan seluruh aktifitas santri selama dipesantren dan memudahkan orang tua untuk memantau keadaan anaknya selama di pesantren.

Menurutnya, melalui kerja sama dengan pesantren-pesantren demi mengoptimalkan program digital di bidang pendidikan agama dan ekonomi kerakyatan diharapkan pesantren mempunyai basis yang mengakar kuat di masyarakat. Sehingga, dengan menguatkan kembali peran Pondok Pesantren agar menjadi pusat kegiatan masyarakat untuk lebih produktif. 

"Melalui program ini, keberadaan pesantren Go Digital diharapkan akan dirasakan oleh masyarakat di sekitar pondok pesantren, seluruh Indonesia bahkan hingga mancanegara," katanya 

Seperti diketahui, pondok pesantren dengan fungsinya sebagai lembaga pendidikan Islam juga berfungsi sebagai tempat penyiaran agama Islam dimana para santri (santriwati/santriwan) dididik untuk bisa hidup dalam suasana yang agamis, sehingga pondok pesantren memiliki tingkat integritas yang tinggi dengan masyarakat sekitarnya dan menjadi rujukan moral/perilaku bagi masyarakat umum.

Pondok pesantren di Indonesia memiliki peran yang sangat besar bagi bangsa Indonesia, baik dari sisi pendidikan maupun ekonomi. Menurut data dari Kementrian Agama RI, di tahun 2020 ini jumlah pesantren tercatat sebanyak 28.194 dengan 5 juta santri mukim.

Jika ditotalkan dengan santri yang tidak mondok di ke pondok pesantren dan sebaliknya serta taman-taman pendidikan Al-Qur’an dan madrasah, maka jumlah santri di Indonesia diperkirakan mencapai 18 juta orang dengan kurang lebih 1,5 juta tenaga pengajar. Dan pandemi Covid-19 saat ini membuat pesantren dihadapkan pada berbagai masalah terutama pada proses pembelajaran yang terhenti karena keterbatasan akses digital baik dari sisi pesantren maupun dari sisi santri dan tenaga pengajar. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement