Senin 29 Jun 2020 15:25 WIB

Lima Kriteria Muslimah Memilih Suami Idaman

Muslimah hendaknya memilih calon suami yang berkomitmen menjalankan agama.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Ani Nursalikah
Lima Kriteria Muslimah Memilih Suami Idaman. Ilustrasi
Foto: Moch Asim/ANTARA FOTO
Lima Kriteria Muslimah Memilih Suami Idaman. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Awalnya dalam memilih pasangan, biasanya dimulai dengan ada ketertarikan satu sama lain. Namun, untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius diperlukan pertimbangan yang matang layaknya kita memilih rekan bisnis.

Dilansir di About Islam, memilih pasangan harus disesuaikan dengan visi misi rumah tangga yang akan kita bangun mendatang. Tentunya kriteria pasangan yang kita pilih harus sesuai dengan visi misi ini.

Baca Juga

Bagi wanita terutama Muslim penting untuk memilih suami dengan kriteria ideal sesuai agama. Ini lima kriteria bagi wanita yang ingin memilih pasangannya di masa mendatang.

Berkomitmen Menjalankan Agama

Memiliki jenggot tebal dan selalu sholat berjamaah bukanlah nilai yang dapat mengukur kesalehan calon suami. Namun yang perlu diperhatikan adalah komitmen sholat lima waktu, rutin berzakat, rajin membaca Alquran, dan berusaha terus mempelajari ilmu agama dengan keyakinan yang sama.

"Jika datang kepada kalian seorang lelaki yang kalian ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar." (HR. Tirmidzi Al Albani berkata dalam Adh Dho’ifah bahwa hadits ini hasan lighoirihi)

Berkarakter Baik

Ukuran pertama dari karakter seorang pria adalah bagaimana dia memperlakukan keluarganya. Penilaian lain yang dapat dilihat adalah ketika di tempat umum, cara dia memperlakukan pelayan maupun karyawan tempat tersebut. Jika dia bersikap adil dan menunjukkan rasa menghargai, maka dia akan melakukan hal yang sama kepada pasangannya.

Selain itu, juga dapat meilihat dari sikapnya yang konsisten dan ramah. Sikap ini menjadi pertimbangan Anda, terlihat jujur atau ternyata bahasa tubuhnya berkata sebaliknya.

Nilai Bersama

Di sinilah penting Anda jujur pada diri sendiri terlebih dahulu dan kemudian dengan calon pasangan. Meskipun Anda menjadi pengasuh utama anak-anak masa depan, kita harus menganalisa seperti apa pola asuh yang akan diterpakan.

Kita juga harus memikirkan, apakah kita berharap suami menghabiskan banyak waktu bersama keluarga atau apakah kita puas jika dia hanya memberikan fasilitas yang baik saja? Apakah kita seorang yang dapat menghibur pasangan dan kita mengharapkannya juga?

Apakah kita suka menjamu tamu secara teratur atau tidak? Selain membesarkan anak-anak, apa tujuan hidup yang lain dan bagaimana mencapainya? Apakah kita ingin terus bekerja?

Pertimbangkan bagaimana pasangan dapat membantu dalam mencapai tujuan. Ketika bertemu dengan calon pasangan, tanyakan kepada mereka tentang tujuan hidup dan kebutuhan gaya hidup mereka. Apakah kita bersedia membantunya mencapai tujuannya dan sebaliknya?

Sikap Seorang Ayah

Meskipun hari ini sudah biasa bagi kedua pasangan untuk bekerja di awal pernikahan, tidak realistis untuk mengharapkan ini berlanjut selamanya jika berharap memiliki keluarga sendiri.

Apakah calon suami merencanakan masa depan di mana ia adalah pencari nafkah? Pastikan juga tentang waktu yang tepat untuk memiliki anak. Hal-hal ini tidak dapat ditunda tanpa batas waktu. Apakah dia siap menjadi pria seutuhnya bagi keluarga.

Menyenangkan

Sangat penting menemukan pasangan yang menarik. Banyak orang menyangkal ini adalah kriteria untuk wanita saja. Namun sebagai wanita juga perlu, tanpa daya tarik yang kuat, ada terlalu banyak ruang bagi setan untuk bermain dengan pasangan itu. Apakah kamu menyukainya? Apakah Anda tertarik padanya?

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement