Rabu 05 Aug 2020 23:21 WIB

Teten Pastikan Bantuan PEN Tepat Sasaran

Bantuan PEN akan menyasar 12 juta pelaku usaha yang belum bankable.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki gelar konferensi pers terkait kerja sama tingkatkan UMKM dengan Facebook, di Jakarta, Rabu (29/7).
Foto: Republika/Iit Septyaningsih
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki gelar konferensi pers terkait kerja sama tingkatkan UMKM dengan Facebook, di Jakarta, Rabu (29/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki memastikan, bantuan dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tepat sasaran dalam upaya menekan dampak COVID-19 terhadap pelaku koperasi dan UMKM. Teten Masduki meninjau langsung kegiatan usaha para pedagang Pasar Beringharjo Yogyakarta.

“Kami mendapati ada pedagang yang omzetnya turun sampai 80 persen. Saat ini sudah mulai ada peningkatan tapi belum sepenuhnya bisa untuk menutupi biaya produksi,” kata Teten.

Sejumlah pedagang menyampaikan keluhannya kepada Teten Masduki yang tengah melakukan kunjungan kerja ke Pasar Beringharjo tersebut.“Saya diminta Presiden Jokowi untuk turun ke lapangan, menginventaris dampak COVID-19, terutama bagi para pedagang pasar-pasar tradisional," ucap Teten.

Tujuannya, lanjut Teten, agar program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk koperasi dan UMKM berjalan dengan efektif dan tepat sasaran."Kita memiliki Bansos modal kerja untuk pelaku usaha mikro dan kecil yang belum bankable, yang belum pernah mendapat pembiayaan dari lembaga keuangan. Kita akan menyasar 12 juta pelaku usaha dengan bantuan modal kerja sebesar Rp 2,4 juta per orang," katanya.

Selain itu, Teten ingin memastikan bahwa program PEN selain tepat sasaran, juga cepat berjalan dan sesuai kebutuhan pelaku UMKM.

"Kita juga ada program membeli produk UMKM, terutama di sektor pangan, sehingga mereka terbantu tak hanya dari masalah pembiayaan tapi juga penjualan,” kata Teten.

Teten mengakui, para pelaku UMKM termasuk pedagang pasar amat terpukul atas pandemi COVID-19.

"Ketika wisatawan menurun drastis, prioritas belanja masyarakat lebih ke makanan dan minuman, maka pedagang baju, aksesoris, dan lainnya jelas terpukul,” kata Teten.

Untuk itu, Teten menegaskan, pihaknya akan meningkatkan kerja sama dengan KSPPS BMT Beringharjo untuk meringankan cashflow para pedagang di Pasar Beringharjo.

"Kami ada program perkuatan permodalan dana bergulir dari LPDB KUMKM. Silakan dimanfaatkan dengan baik,” kata Teten.

Teten optimistis, ekonomi dan bisnis di Yogyakarta akan cepat bangkit kembali, karena Yogyakarta dikenal sebagai Kota Kreatif dan memiliki daya saing yang kuat."Saya berharap, pelaku UMKM di Yogyakarta terus membangun jaringan bisnis dan ekosistemnya secara terintegrasi,” kata dia.

Hanya saja, Teten menekankan kepada para pedagang Pasar Beringharjo tetap disiplin menerapkan Protokol Kesehatan. “Salah satunya, memakai masker dalam keseharian berdagang harus sudah menjadi kebiasaan yang terus diterapkan,” kata Teten.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua KSPPS BMT Beringharjo Mursida Rambe mengatakan, pihaknya sudah melakukan relaksasi bagi para pedagang pasar anggota koperasi BMT Beringharjo.

"Bahkan, kami menyarankan para anggota untuk menabung setiap hari di koperasi. Nilainya bisa berapa saja, tergantung dari hasil penjualannya. Nantinya, tabungan itulah yang dibayarkan ke koperasi untuk cicilan kreditnya,” kata Mursida.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement