Rabu 30 Sep 2020 19:43 WIB

Begini Kondisi Mukmin Saat Dicabut Nyawa dan di Alam Kubur

Kondisi mukmin saat dicabut nyawa dan di alam kubur berbeda dengan kafir.

Kondisi mukmin saat dicabut nyawa dan di alam kubur berbeda dengan kafir.  Ilustrasi alam kubur.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Kondisi mukmin saat dicabut nyawa dan di alam kubur berbeda dengan kafir. Ilustrasi alam kubur.

REPUBLIKA.CO.ID, Amal perbuatan selama di dunia sangat menentukan kondisi umat mausia kelak di alam kubur. Jika dulu ketika hidup di dunia sering berbuat baik, maka seseorang akan mendapatkan balasan yang baik pula di alam kubur.  Sangat mungkin dia menjadi ahli surga dan dikumpulkan bersama orang-orang yang senasib dengannya.

 

Baca Juga

Imam Izzuddin bin Abd As-Salam dalam kitab Bayan Ahwal An-Nas menjelaskan, sedangkan yang kerap berbuat dosa termasuk mereka yang kufur terhadap risalah Allah SWT dan Rasulullah SAW, maka sifat dia ketika di Barzakh akan penuh dengan keburukan. Orang seperti ini sangat mungkin dikumpulkan bersama mereka para penduduk neraka. 

 

 

Jika mati, manusia akan menjalani kehidupan lain yang lebih berat lagi, yang menjadi pertanggungjawaban amal perbuatan selama di dunia.   

 

Dalam sebuah hadits, riwayat al-Barra’ bin Azzib, sebagaimana dinukilkan  Ahmad, Abu Dawud, dan al-Hakim, Rasulullah SAW menjelaskan bagaimana kondisi seorang mukmin ketika dicabut nyawanya hingga menjalani kehidupan di alam kubur.  

 

عن البراء بن عازب -رضي الله عنه- قال: كنا في جنازة في بقيع الغرقد فأتانا رسول الله- صلى الله عليه وسلم-، فقعد وقعدنا حوله كأن على رؤوسنا الطير وهو يلحد له، فقال أعوذ بالله من عذاب القبر ثلاث مرات، ثم قال: «إن العبد المؤمن إذا كان في إقبال من الآخرة وانقطاع من الدنيا نزلت إليه الملائكة كأن على وجوههم الشمس معهم كفن من أكفان الجنة وحنوط من حنوط الجنة فجلسوا منه مد البصر، ثم يجيء ملك الموت حتى يجلس عند رأسه فيقول يا أيتها النفس الطيبة اخرجي إلى مغفرة من الله ورضوان، قال فتخرج تسيل كما تسيل القطرة من في السقاء، فيأخذها، فإذا أخذها لم يدعوها في يده طرفة عين، حتى يأخذوها فيجعلوها في ذلك الكفن وذلك الحنوط ويخرج منها كأطيب نفحة مسك وجدت على وجه الأرض، قال: فيصعدون بها، فلا يمرون بها يعني على ملأ من الملائكة إلا قالوا: ما هذه الروح الطيبة؟ فيقولون: فلان ابن فلان بأحسن أسمائه التي كانوا يسمونه بها في الدنيا حتى ينتهوا بها إلى السماء فيستفتحون له فيفتح له فيشيعه من كل سماء مقربوها إلى السماء التي تليها حتى ينتهي بها إلى السماء التي فيها الله، فيقول الله -عز وجل-: اكتبوا كتاب عبدي في عليين، وأعيدوه إلى الأرض، فإني منها خلقتهم، وفيها أعيدهم، ومنها أخرجهم تارة أخرى، قال: فتعاد روحه في جسده، فيأتيه ملكان، فيجلسانه، فيقولان له: من ربك؟ فيقول: ربي الله، فيقولان له: ما دينك؟ فيقول: ديني الإسلام، فيقولان له: ما هذا الرجل الذي بعث فيكم؟ فيقول: هو رسول الله، فيقولان له: ما علمك؟ فيقول: قرأت كتاب الله فآمنت به وصدقت فينادي مناد من السماء أن صدق عبدي فافرشوه من الجنة، وافتحوا له بابا إلى الجنة، قال: فيأتيه من روحها وطيبها ويفسح له في قبره مد بصره، وقال: ويأتيه رجل حسن الوجه حسن الثياب طيب الريح فيقول: أبشر بالذي يسرك، هذا يومك الذي كنت توعد، فيقول له: من أنت؟ فوجهك الوجه الذي يجيء بالخير، فيقول: أنا عملك الصالح فيقول يا رب، أقم الساعة حتى أرجع إلى أهلي ومالي

 

“Kami pernah berangkat bersama Nabi SAW mengiring jenazahnya seseorang dari Kaum Anshor, dan sampailah kami di pemakaman sebelum kuburan selesai digali. Maka beliau pun duduk, dan kami duduk di sekeliling beliau (dengan sangat hikmat) hingga seakan-akan ada burung yg hinggap tenang di kepala kami, sedang tangan beliau membawa dahan yang beliau pukulkan ke tanah. Beliau kemudian menengadahkan kepalanya dan mengatakan: “Mintalah perlindungan kepada Allah dari siksa kubur! (beliau mengucapkannya dua atau tiga kali). 

 

Lalu beliau mengatakan lagi: “Sesungguhnya seorang hamba yg mukmin, bila telah meninggalkan dunia dan pergi menuju akhirat, maka turunlah rombongan malaikat dari langit dg wajah yg putih, seakan wajah mereka adalah matahari. Mereka membawa sebuah kafan dan parfum dari surga, hingga mereka semua duduk di sisinya (yang banyaknya) hingga sejauh mata memandang. Kemudian malaikat maut -alaihissalam- datang hingga duduk di sisi kepalanya dan mengatakan: “Wahai jiwa yang baik, keluarlah untuk menyambut ampunan dan keridhaan Allah…”

 

Lantas ruh itu pun mengalir keluar, seperti mengalirnya tetesan air dari mulut kirbat (wadah air dari kulit), lalu malaikat maut itu mengambilnya. 

 

Ketika ia telah mengambilnya, para malaikat yang lain tidak membiarkannya tetap dalam tangannya meski hanya sekejap, mereka langsung mengambilnya dan meletakkannya dalam kafan dan parfum tersebut, sehingga ruh itu baunya seperti minyak wangi paling harum yang ada di muka bumi. 

 

Malaikat tersebut lantas membawa naik ruh tersebut, hingga tidaklah mereka melewati sekawanan malaikat melainkan mereka bertanya-tanya: “Ruh siapakah yang wangi ini”? Para malaikat (yang membawa ruh tersebut) menjawab: “Ini ruhnya si fulan anak si fulan, dan mereka menyebutnya dengan sebutan terbaik yang dipergunakan orang-orang ketika di dunia. (Begitu terus), hingga mereka sampai ke langit dunia, mereka meminta dibukakan, dan langsung dibukakan… Selanjutnya setiap penjaga langit tersebut, mengantarkan mereka hingga ke langit berikutnya, hingga sampai ke langit ke tujuh… Lantas Allah SWT menitahkan: “Tulislah catatan hamba-ku di ‘illiyyin dan kembalikanlah ia ke bumi, karena daripadanyalah Aku ciptakan mereka, dan ke dalamnyalah aku kembalikan mereka, serta daripadanya aku akan bangkitkan mereka lagi. 

 

Lantas roh itu dikembalikan lagi ke jasadnya, kemudian dua malaikat mendatangi dan mendudukkannya, lalu menanyakan: “Siapa Tuhan-mu?”. Ia menjawab: “Tuhan-ku Allah”. Keduanya bertanya lagi: “Apa Agamamu?”. Ia menjawab: “Agamaku Islam”. 

 

Keduanya bertanya lagi: “Siapakah lelaki yang diutus kepada kalian itu?”. Ia menjawab: “Dia adalah utusan Allah SAW”. 

 

Keduanya bertanya lagi: “Apa ilmu yang kau pelajari?”. Ia menjawab: “Aku membaca kitabulloh, aku mengimaninya, dan aku membenarkannya”. 

 

Kemudian ada penyeru dari langit mengatakan: “Hambaku benar, maka hamparkanlah hamparan dari surga, pakaikanlah untuknya pakaian surga, dan bukakanlah baginya pintu menuju surga!”… Maka datanglah kepadanya angin sepoi-sepoi dan bau harumnya surga, diluaskan kuburannya sejauh mata memandang.    

 

Lalu ia didatangi laki-laki berwajah tampan, pakaiannya indah, dan wanginya semerbak… Laki-laki itu mengatakan kepadanya: “Bergembiralah dg kabar yang menggembirakanmu, inilah hari yg dijanjikan untukmu!” 

 

Hamba itu bertanya: “Siapakah kamu? Wajahmu adalah wajah yang mendatangkan kebaikan”. Ia menjawab: “Aku adalah amal salehmu”. 

 

Hamba itu lalu mengatakan: “Wahai Tuhan-ku, segerakanlah kiamat, sehingga aku bisa kembali bersama keluarga dan hartaku!”.    

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement