Ahad 22 Nov 2020 04:23 WIB

Polresta Surakarta Bubarkan Aksi Tolak HRS

Aksi tolak HRS tidak berizin dan tanpa melakukan pemberitahuan kepada kepolisian.

Habib Rizieq Shihab (HRS) (tengah)
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Habib Rizieq Shihab (HRS) (tengah)

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Polresta Surakarta, Jawa Tengah (Jateng) terpaksa membubarkan aksi tolak Habib Rizieq Shihab (HRS) oleh Aliansi Warga Kota Solo di Bundaran Gladak, Jalan Slamet Riyadi Solo, Sabtu (21/11). Sebab, aksi itu tidak berizin dan tanpa melakukan pemberitahuan kepada pihak kepolisian.

Pantauan di lapangan, aksi yang diikuti oleh ratusan orang tersebut dimulai sekitar pukul 14.00 WIB. Sedangkan puluhan petugas kepolisian datang sekitar 20 menit kemudian dan meminta masyarakat yang mengikuti aksi damai tersebut untuk membubarkan diri.

Baca Juga

"Kami membubarkan kegiatan unjuk rasa ini sebab pengumpulan massa sangat rentan menyebarkan virus Covid-19," kata Kapolresta Surakarta Kombes Ade Safri Simanjuntak pada penertiban aksi tolak HRS.

photo
Pengujuk rasa yang tergabung dalam Aliansi Massa Sidoarjo mencoret gambar Habib Rizieq Shihab (HRS) saat berunjuk rasa di depan Alun-alun Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (21/11/2020). Aksi tersebut sebagai bentuk menolak kedatangan Habib Rizieq Shihab di Jawa Timur. - (Antara/Umarul Faruq)

Ia mengatakan penertiban tersebut tidak lepas dari realita bahwa akhir-akhir ini angka persebaran Covid-19 makin tinggi, termasuk juga di Kota Solo. "Karena itu, kami berupaya mencegah kerumunan semacam ini, sama-sama untuk menjaga sebab keselamatan masyarakat merupakan hukum tertinggi," katanya.

 

Terkait hal tersebut, dalam waktu dekat Polresta Surakarta juga akan memanggil penyelenggara untuk dimintai keterangan. "Mereka tidak memberitahukan pada petugas tetapi pada akhirnya menimbulkan kerumunan massa, sebab kerumunan massa sangat rentan menyebarkan Covid-19," katanya.

photo
Sejumlah orang yang tergabung dalam Aliansi Warga Banten (AWAB) berunjuk rasa menolak rencana kedatangan Habib Rizieq Shihab (HRS) di Alun-alun Serang, Banten, Jumat (20/11/2020). - (Antara/Asep Fathulrahman)

Sementara itu, Koordinator Aksi Kusumo Putro mengatakan aksi penolakan tersebut dilakukan karena tidak ingin terjadi kegaduhan di Solo akibat kegiatan yang melibatkan HRS. "Selama ini kami lihat HRS menimbulkan kegaduhan. Oleh karena itu, kami juga punya hak melindungi kota kami. Kami tidak anti habib dan anti ormas. Kami hanya anti provokasi dan anti orang-orang yang memecah kami," katanya.

Terkait pembubaran aksi, ia menghargai kepolisian meskipun masih banyak hal ingin disampaikan kepada masyarakat. "Namun karena dibubarkan, kami mematuhinya. Yang penting pernyataan sikap kami sudah tersampaikan ke publik," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement