5 Lima Hal yang Membuat Terhindar dari Siksa Kubur

Pada intinya orang yang saleh dan takwa akan terhindar dari siksa kubur

ANTARA/FIKRI YUSUF
Pada intinya orang yang saleh dan takwa akan terhindar dari siksa kubur. Ilustrasi ziarah kubur
Rep: Andrian Saputra Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Alam kubur memang menjadi misteri bagi setiap Manusia. Akan tetapi Islam baik dalam Alquran maupun hadits telah memberikan gambaran tentang apa yang akan dialami manusia di alam kubur. 

Secara ringkas dijelaskan orang yang semasa hidupnya taat dan patuh terhadap perintah Allah dan menjauhi larangannya akan mendapatkan nikmat kubur. Sedangkan manusia yang semasa hidupnya senang berbuat maksiat dan menumpuk dosa maka ia akan mendapatkan siksa kubur. 

Beberapa riwayat bahkan menjelaskan manusia penuh dosa  tak akan dapat menjawab pertanyaan yang diajukan malaikat sehingga disiksa terus menerus. 

Lalu amal apa saja yang membuat seseorang bisa terhindar dari pedihnya siksa kubur? Berikut penjelasannya sebagaimana dilansir Islamweb pada Kamis (4/3)

1.Ribath di jalan Allah, yaitu menjaga perbatasan wilayah kekuasan Islam dari serangan kaum kafir dan mengusirnya. Adapun keutamaan orang yang menjaga perbatasan wilayah kekuasaan Muslim adalah sebagaimana keterangan Rasulullah dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dalam kitab Shahih Muslim, hadits ink dari sahabat Salman RA. 

رباط يوم وليلة خير من صيام شهر وقيامه، وإن مات أجري عليه عمله الذي كان يعمله، وأجري عليه رزقه وأَمِنَ الفتَّان 

“Menjaga perbatasan sehari semalam lebih baik daripada puasa sebulan dan dengan melaksanakan sholat pada malam harinya. Dan jika meninggal (orang yang menjaga perbatasan itu) maka dialirkan padanya pahala amalnya yang dikerjakannya , dan dialirkan pula rezeki padanya dan terjaga dari fitnah."  

Baca juga : Tanda Matinya Hati Menurut Syekh Athaillah As-Sakandary

Dalam Sunan Abu Dawud dijelaskan orang yang meninggal dalam menjaga perbatasan dari serangan kaum kafir maka terjaga atau aman dari fitnah kubur. 

 2. Orang yang syahid di jalan Allah. Orang yang syahid yaitu adalah orang yang dibunuh sebagai mujahid di jalan Allah, dan disebut dengan syuhada. Sebab Allah dan malaikat-Nya bersaksi padanya dengan surga.  

Orang yang syahid itu sesungguhnya hidup dan orang yang syahid itu menjadi saksi atas orang-orang yang hadir dalam medan pertempuran yang berjuang di jalan Allah. 

Dalam hadits riwayat imam Nasai dijelaskan, seorang lelaki bertanya pada Rasulullah:  

ما بال المؤمنين يُفتنون في قبورهم إلا الشهيد ؟ قال: كفى ببارقة السيوف على رأسه فتنة "Ya Rasulullah, mengapa kaum mukmin diuji (ditanya) di dalam kuburnya kecuali orang syahid? Rasulullah menjawab: cukuplah dengan kilatan pedang di atas kepadanya orang yang mati syahid sebagai ujian baginya." 

 

 

Makna hadits ini adalah bahwa pertanyaan di alam kubur dibuat untuk menguji orang-orang yang benar-benar beriman. Sedang penegasan tentang kilatan pedang yang membuatnya tak terhindar dari kematian adalah bukti jelas dari ketulusan iman seorang syuhada. 

3. Hafal surat Tabarak (Al Mulk) dan istiqamah mentilawahkannya. Sebagaimana bunyi hadits,  dari Ibnu Abbas, ada seorang sahabat Rasulullah yang membuat tenda dekat kuburan, ia tidak menegtahui bahwa tempat itu adalah kuburan.

Sahabat itu kemudian menyadari bahwa tempat itu adalah kuburan seseorang, tiba-tiba dia mendengar dari dalam kubur itu bacaan surat Al-Mulk hingga khatam. Rasulullah pun bersabda:

هي المانعة، هي المنجية تنجيه من عذاب القبر  “Itu (surat Al Mulk) adalah penangkal penyelamat yang menyelamatkan pembacanya dari azab kubur.” 

4. Meninggal karena sebab penyakit perut. Dalam sebuah hadits menceritakan Sulaiman bin Sard, Rasulullah SAW bersabda: 

“Siapa yang meninggal karena sakit di perutnya, niscaya tidak akan di adzab di dalan kuburnya.” 

Hadits ini diriwayatkan at-Tirmidzi. Hadits ini merupakan hadits garib. Yang dimaksudkan meninggal karena mengalami sakit pada perut sehingga terlepas dari siksa kubur adalah karena penyakit perut seperti kanker perut, kanker usus besar, maag dan sebagainya.

5. Meninggal pada malam jumat dan hari Jumat. Dalam sebuah hadits yang diceritakan melalui riwayat Abdullah bin Umar RA bahwa Rasulullah pernah bersabda: 

ما من مسلم يموت يوم الجمعة أو ليلة الجمعة إلا وقاه الله فتنة القبر “Tidaklah seseorang meninggal pada hari Jumat atau pada malam Jumat kecuali Allah menjaga dirinya dari fitnah kubur.” 

Hadits ini diriwayatkan Ahmad dan Tirmidzi. Dan hadits ini menunjukan bahwa meninggal pada hari Jumat maupun malam Jumat menjadi sebab seseorang terhindar dari siksa kubur.

 

 

Sumber: islamweb

 
Berita Terpopuler