Rabu 14 Apr 2021 19:19 WIB

Komentar Orang Yahudi Ketika Kiblat Dipindah ke Makkah

Rasulullah SAW mendapat reaksi nyinyir dari orang Yahudi soal pindahnya kiblat

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Rasulullah SAW mendapat reaksi nyinyir dari orang Yahudi soal pindahnya kiblat. Kabah di Masjidil Haram
Foto: Reuters
Rasulullah SAW mendapat reaksi nyinyir dari orang Yahudi soal pindahnya kiblat. Kabah di Masjidil Haram

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Di antara peristiwa penting dalam sejarah perjalanan Rasulullah, Muhammad SAW, adalah perpindahan kiblat dari Masjid Al Aqsa di Yerusalem, Palestina ke M

Ibnu Ishaq dalam sebuah riwayat menyampaikan, ketika kiblat dipindah dari Syam ke Makkah. Saat itulah, beberapa orang Yahudi mendatangi Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga

Mereka adalah Rafa'ah bin Qais, Qardam bin Amr, Ka'b bin al-Ashraf, Rafi bin Abi Rafi, al-Hajjaj bin Amr, sekutu Ka'b bin Ashraf, al-Rabi' bin al-Rabi' bin Abi al-Haqiq, dan Kinana bin al-Rabi' bin Abi al-Haqiq.

Perubahan arah kiblat ini terjadi pada bulan Rajab tahun 12 Hijriyah. Saat itu Nabi SAW tengah melaksanakan sholat Zuhur dengan menghadap ke arah Masjid Al Aqsa. Dalam riwayat lain ketika melaksanakan sholat Ashar. 

Ketika ayat 144 surat Al-Baqarah turun, Rasulullah baru melaksanakan sholat dua rakaat. Kemudian, dengan turunnya ayat itu, beliau pun menghentikan sholat sebentar, kemudian Rasulullah berputar 180 derajat menghadap arah baru. Jamaah lain yang ikut sholat juga berputar dan tetap berada di belakang Nabi SAW. 

Mereka berkata, "Wahai Muhammad, apa salahmu sampai kamu memindahkan kiblat padahal kamu mengaku seiman dan beragama Ibrahim? Kembalilah ke kiblat semula, di mana kami dulu mengikutimu dan mempercayaimu..."

Lalu Allah SWT menurunkan ayat berikut untuk menanggapi perkataan kaum Yahudi itu:

 سَيَقُولُ السُّفَهَاءُ مِنَ النَّاسِ مَا وَلَّاهُمْ عَنْ قِبْلَتِهِمُ الَّتِي كَانُوا عَلَيْهَا ۚ قُلْ لِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ ۚ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

قَدْ نَرَىٰ تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ ۖ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا ۚ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۚ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ ۗ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ

"Orang-orang yang bodoh di antara manusia akan berkata, 'Apakah yang memalingkan mereka (Muslim) dari kiblat yang dahulu mereka (berkiblat) kepadanya?' Katakanlah (Muhammad), 'Milik Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.'

Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot." (QS Al Baqarah: 142-143)

Artinya, mereka yang beriman kepada Rasulullah SAW, tentu akan mengikuti ke mana arah kibat selanjutnya. Dan di sini pulalah letak ketaatan mereka terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya. Perpindahan arah kiblat ini untuk memisahkan antara orang munafik dari kaum Muslim yang yang tulus dan ikhlas.

 

Sumber: islamweb

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement