Rabu 21 Apr 2021 10:46 WIB

Dr Andani Sebut Sumbar dalam Kondisi Terburuk Sejak Pandemi

Tingkat positivity rate di Sumbar pekan ini capai 17,6 persen.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Indira Rezkisari
Kepala Laboratorium Pusat Diasnostik dan Riset Penyakit Infeksi Universitas Andalas, Padang Dr. dr. Andani Eka Putra, M.Sc
Foto: Republika/Febrian Fachri
Kepala Laboratorium Pusat Diasnostik dan Riset Penyakit Infeksi Universitas Andalas, Padang Dr. dr. Andani Eka Putra, M.Sc

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepala Laboratorium Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Dr Andani Eka Putra, mengatakan saat ini Sumatra Barat (Sumbar) berada dalam kondisi terburuk sejak era pandemi. Dengan jumlah testing 2.439 diperoleh hasil 430 orang positif Covid-19 di Sumbar.

"Hasil kemaren adalah kondisi terburuk sejak era pandemi, mengingat jumlah testing yang sudah banyak 2.493 namun positivity rate (PR) tinggi. Sebanyak 430 positif atau PR 17,6 persen," kata Andani, Rabu (21/4).

Baca Juga

Andani yang juga menjabat sebagai Tenaga Ahli Menteri Kesehatan ini menyarankan kepada Pemda untuk mempertimbangkan beberapa hal demi menekan angka penularan Covid-19. Seperti melarang buka bersama atau buka bersama dengan protokol kesehatan yang ketat. Andani juga menyarankan Pemda untuk mempertimbangkan kegiatan pesantren Ramadhan yang mengumpulkan anak-anak pelajar dan pengawasan saat sholat tarawih.

Kemudian Andani menyarankan supaya memberikan sanksi untuk mal dan fasiilitas umum yang menerima kunjungan tanpa protokol kesehatan. "Perlu juga untuk mempertimbangkan work from home untuk kantor pemerintah hingga Lebaran," ujar Andani.

Pemda diminta pula melakukan pengawasan terhadap pendatang. Terlebih akan ada potensi pemudik yang nekat menerobos walau sudah dilarang pemerintah.

Baca juga : Bau Mulut Saat Berpuasa?

Andani berharap Pemda kembali memperkuat rumah sakit yang menjadi benteng terakhir. "Screening PCR ketat, di bandara dan daerah-daerah. Peningkatan tracing kontak erat, dan rumah sakit sebagai benteng terakhir harus bersiap dengan segala kemungkinan terjadi," ujar Andani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement