Jumat 23 Apr 2021 05:43 WIB

Alasan Tiga Mualaf Perempuan ini Memilih Islam

Islam merupakan agama damai.

Rep: Meilida Laveza/ Red: Agung Sasongko
Mualaf (ilustrasi)
Foto: Onislam
Mualaf (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA – Islam merupakan agama damai. Beberapa orang diberikan hidayah oleh Allah sehingga mereka bisa masuk Islam. Cerita mereka temukan hidayah sangat menginspirasi kita.

Berikut kisah tiga perempuan hebat yang menjadi mualaf seperti dilansir Swissinfo, Kamis (22/4):

Baca Juga

1.Barbara Veljiji temukan kedamaian batin

Barbara Veljiji menaiki tangga ke kamar yang nyaman di rumah pertaniannya. Api berderak di tungku kayu bakar, menjaga ruangan tetap hangat di hari musim semi yang sejuk ini. Veljiji tinggal bersama suaminya yang berasal dari Albania, ketiga putranya, menantu, dan ibunya di pedesaan di barat Bern, Swiss.

Dia masuk Islam pada tahun 1992 saat usianya 23 tahun. “Saya pikir itu itikad baik. Berkat Islam, saya telah menemukan kedamaian batin,” kata Veljiji. Dia telah mengenakan jilbab selama sembilan tahun terakhir. Selain itu, dia juga shalat, berdoa, berpuasa, dan hanya makan produk halal.

Dia mengambil pendekatan pragmatis terhadap perannya dan suaminya. Karena dia menghasilkan lebih banyak dalam profesinya, dia telah menjadi pencari nafkah sejak kelahiran anak terakhirnya dan suaminya mengurus rumah tangga. Meskipun model ini tidak terlalu Islami, dia mengatakan dia tidak dapat membayangkannya dengan cara lain karena dia menikmati pekerjaannya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement