Senin 21 Jun 2021 06:45 WIB

Penyintas Covid-19 Banyak yang Kena Masalah Pencernaan

Periksakan ke dokter jika mengalami masalah pencernaan setelah sembuh Covid-19.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Reiny Dwinanda
Sakit perut (Ilustrasi). Penyintas Covid-19 makin jamak yang mengalami masalah pencernaan.
Foto: Republika/Prayogi
Sakit perut (Ilustrasi). Penyintas Covid-19 makin jamak yang mengalami masalah pencernaan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sejak awal pandemi Covid-19, para ahli menyimpulkan gejala yang dialami berdampak pada sistem pernapasan. Namun demikian, seiring waktu, pengaruh Covid-19 juga tampak pada sistem tubuh lain, seperti pencernaan.

Menurut konsultan gastroenterologi di Fortis Kalyan Hospital, dr Rakesh Patel, hal itu kini semakin jelas. Ahli gizi klinis di Fortis Mulund, dr Rasika Parab, turut melihat adanya kecenderungan yang sama.

Baca Juga

Mereka pun memperingatkan agar setiap orang berhati-hati, karena SARS-CoV-2 bisa mengganggu fungsi saluran pencernaan berikut hati, pankreas, dan kantung empedu. Virus penyebab Covid-19 bisa membuat organ tidak dapat melakukan tugasnya menyerap elektrolit dan cairan dari tubuh.

"Pasien bahkan bisa berakhir dengan pendarahan di saluran cerna atau mengalami pembekuan darah di pembuluh darah hingga menyebabkan iskemia (aliran darah terbatas/berkurang) dan gangren," kata mereka, dikutip dari Indian Express, Senin (21/6).

Gangguan pencernaan itu semakin umum mendera orang yang sudah pulih dari Covid-19. Banyak dari mereka dirundung masalah perut kembung, banyak gas dalam perut, refluks asam lambung, sembelit, dan eksaserbasi Irritable Bowel Syndrome (IBS).

Periksakan ke dokter agar mendapat perawatan tepat waktu jika Anda mengalami gejala berikut:

- Refluks asam lambung

- Kehilangan nafsu makan atau nafsu makan meningkat

- Perut kembung

- Sakit perut bagian atas

- Sembelit

- Diare

- Muntah

- Pendarahan saluran cerna

- Peradangan usus

"Gejala gastrointestinal juga muncul saat virus merusak jaringan dan menyebabkan rasa sakit serta diare dan mual," menurut kedua dokter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement