Ahad 11 Jul 2021 18:36 WIB

Kasus Baru di DIY Masih di Atas Seribu Per Hari

Mobilitas masyarakat harus dihentikan hingga 70 persen agar PPKM darurat efektif.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di DIY masih menunjukkan angka yang sangat signifikan tiap harinya. Selama penerapan PPKM darurat sejak 3 Juli 2021, Satgas Penanganan Covid-19 DIY selalu melaporkan tambahan kasus baru di atas seribu kasus per hari.

Pada 11 Juli ini, dilaporkan tambahan 1.895 kasus baru Covid-19. Angka kasus baru ini membuat DIY kembali mencatatkan rekor tertinggi penambahan kasus harian selama pandemi Covid-19.

Sebanyak 1.895 kasus baru itu didapatkan dari pemeriksaan yang dilakukan terhadap 6.473 spesimen dari 6.446 orang di DIY. Sehingga, total kasus terkonfirmasi positif saat ini sudah mencapai angka 76.263 kasus.

"Kasus aktif saat ini tercatat 18.636 kasus," kata Kepala Bagian Humas Biro Umum Humas dan Protokol Setda DIY, Ditya Nanaryo Aji, Ahad (11/7).  

Ia mengatakan, seluruh kasus baru yang dilaporkan hari ini disumbang oleh seluruh kabupaten/kota. Tertinggi disumbang oleh Kabupaten Bantul sebanyak 595 kasus baru.

Disusul Kabupaten Sleman dengan 427 kasus baru, Kabupaten Gunungkidul menyumbang 334 kasus baru, Kota Yogyakarta menyumbang 325 kasus baru, dan Kabupaten Kulonprogo menyumbang 214 kasus baru.

Ditya menyebut, sebagian besar kasus baru itu merupakan riwayat pelacakan (tracing) kontak erat. Setidaknya, 1.661 kasus baru merupakan riwayat tracing kontak.

"Ke-201 kasus baru dari riwayat periksa mandiri dan 10 kasus baru dari riwayat skrining karyawan kesehatan. 23 kasus baru lainnya belum diketahui riwayatnya," ujarnya.  

Dengan terus naiknya kasus positif di DIY, juga menyebabkan keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) terus naik. Hingga saat ini, BOR di 27 rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 di DIY nyaris penuh yakni sudah mencapai 96,5 persen.

Total bed yang disediakan sendiri sebanyak 1.519 bed, dengan rincian 146 bed critical (ICU) dan 1.373 bed non critical (isolasi). Dengan begitu, 96,5 persen bed yang terpakai saat ini sejumlah 1.466 bed dengan rincian 118 bed critical dan 1.348 bed non critical.

"Untuk penggunaan masing-masing bed critical dan non critical saat ini di DIY yaitu 80,82 persen untuk bed critical dan 98,18 persen untuk bed non critical," katanya.

Penambahan kematian Covid-19 di DIY juga masih menunjukkan angka yang signifikan dengan jumlah 50 kasus pada 11 Juli ini. 50 kasus meninggal dunia tersebut terdiri dari 27 warga Sleman, 16 warga Bantul, empat warga Kota Yogyakarta, dan tiga warga Gunungkidul.

"Di Kulonprogo tidak ada laporan kasus meninggal dunia hari ini," jelas Ditya.

Secara kumulatif, total kematian di DIY sudah tercatat 1.979 kasus. Sedangkan, persentase kematian sendiri saat ini di angka 2,59 persen.

Sementara itu, kesembuhan juga bertambah sebanyak 710 kasus. Berdasarkan domisili, kesembuhan ini disumbang oleh lima kabupaten/kota se-DIY.

Tertinggi disumbang oleh Bantul sebanyak 243 kasus sembuh, Gunungkidul menyumbang 201 kasus sembuh, Sleman menyumbang 174 kasus sembuh, Kulonprogo menyumbang 56 kasus sembuh, dan Kota Yogyakarta menyumbang 36 kasus sembuh.

Saat ini, kata Ditya, kesembuhan di DIY sudah tercatat 55.648 kasus. Sedangkan, persentase kesembuhan ada di angka 72,97 persen.

Epidemiolog Universitas Gagjah Mada (UGM), Riris Andono Ahmad mengatakan, lonjakan kasus selama masa PPKM darurat merupakan gambaran penularan Covid-19 yang terjadi di pekan sebelumnya. Artinya, efektif atau tidaknya PPKM darurat belum dapat dilihat hanya dari penambahan kasus yang ada saat ini.

"Apa yang terjadi di pekan ini sebenarnya masih menggambarkan penularan yang terjadi di pekan sebelumnya, ketika PPKM darurat belum dilakukan," kata Riris.

Ia menyebut, kunci utama efektifnya PPKM darurat yakni dengan menghentikan mobilitas masyarakat. Setidaknya, Riris menyebut, mobilitas masyarakat harus dihentikan sebesar 70 persen agar PPKM darurat efektif dalam menekan lonjakan penyebaran Covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement