Senin 02 Aug 2021 06:31 WIB

Teknologi IOT untuk Pengelolaan Kelistrikan

Teknologi IoT mengintegrasikan proses operasional listrik dan pelayanan pelanggan.

Penggantian KWH Meter
Foto: istimewa
Penggantian KWH Meter

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — PT Muba Electric Power (MEP), sebuah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang mengelola kelistrikan untuk konsumen di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan,  telah menggunakan aplikasi Muba Listrik Pintar.

Aplikasi ini menggunakan smart meter dua arah sehingga selain mengubah pola pelanggan pascabayar menjadi prabayar, programini juga penggunaan listrik diketahui secara terbuka oleh penyedia maupun pelanggan listrik.

"Lebih dari 48 ribu pelanggan yang tersebar di 12 kecamatan sudah melakukan proses migrasi dari Kwh analog ke smart meter,” kata Direktur PT MEP, Augie Bunyamin, dalam siaran persnya, Ahad (1/8).

Dengan smart meter ini, menurut Augie, antara lain memberi sejumlah kemudahan cara bayar dan kepastian soal biaya yang dibayarkan pelanggan. Selain itu juga mencegah penyelewengan akses dan distribusi listrik,  dan  mengurangi tunggakan tagihan pelanggan.

Untuk sistem prabayar, lanjutnya, sistem pembayaran terkoneksi melalui aplikasi di piranti bergerak (mobile) yang dikelola PT Miota Internasional Teknologi (MIT). Perusahaan ini bekerjasama dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk/BRI.

Augie Bunyamin, mengatakan melalui aplikasi Muba Listrik Pintar tersebut pelanggan dapat memantau dan mengendalikan tingkat pemakaian listrik secara harian lewat aplikasi. Ini diyakini Augie akan berdampak positif berupa bakal berkurangnya tunggakan pembayaran.

Augie menjelaskan MEP merupakan satu-satunya BUMD di Indonesia yang bekerja sama dengan PT Miota Internasional Teknologi dalam penggunaan teknologi IoT di aplikasi listrik pintar ini. Penggunaan teknologi smart electric city dalam menyalurkan listrik yang dikelola oleh MEP ini adalah inovasi untuk menyongsong revolusi digital 4.0.

Chief Strategic Officer/CSO PT Miota Internasional Teknologi, Asto Subroto, menyebutkan keuntungan IoT untuk MEP adalah mengintegrasikan proses operasional listrik dan pelayanan pelanggan. Sementara  untuk pelanggan memudahkan pengontrolan penggunaan dan pembayaran listrik.  Perusahaan penyedia IoT yang berdiri pada 2018 ini berkolaborasi dengan  mitra untuk menyodorkan jasa IoT di bidang energi.

”Salah satu pendorong implementasi teknologi IoT pada industri energi adalah kebutuhan untuk menjalankan perusahaan energi dengan pemakaian dan manajemen yang lebih efisien. Data yang terkumpul melalui teknologi IoT akan membantu industri ini untuk peningkatan kualitas pelayanan, produktivitas, dan efisiensi,” ujar Asto.

Aplikasi listrik pintar atau smart metering  ini, kata Asto, merupakan inovasi yang dikreasikan perusahaanya yang mampu meningkatkan efisiensi dan transparansi kelistrikan. “Aplikasi dari implementasi ekosistem IOT ini memudahkan perusahaan swasta nasional dan multinasional, BUMN, dan BUMD mengelola listrik di era digitalisasi dan Industri 4.0,” sebut Asto juga merupakan founder Miota.

Ke depannya, lanjut Asto, penggunaan IoT di kelistrikan akan semakin atraktif dan menjadi solusi bagi provider maupun pelanggan listrik.  Penggunaan IoT mampu menjadi tulang punggung dalam mendorong transformasi digital di sejumlah sektor selama pandemi Covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement