Selasa 28 Sep 2021 16:00 WIB

Usia Harapan Hidup Pria Amerika Turun di Tengah Pandemi

Usia harapan hidup pria AS merosot di tengah pandemi Covid-19.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Reiny Dwinanda
 Orang-orang mengunjungi In America: Remember karya seniman Suzanne Brennan Firstenberg, sebuah instalasi seni sementara yang terbuat dari bendera putih untuk memperingati orang Amerika yang telah meninggal karena Covid-19, di National Mall di Washington, Selasa, 21 September 2021. Usia harapan hidup pria di AS turun di tengah pandemi Covid-19.
Foto: AP/Patrick Semansky
Orang-orang mengunjungi In America: Remember karya seniman Suzanne Brennan Firstenberg, sebuah instalasi seni sementara yang terbuat dari bendera putih untuk memperingati orang Amerika yang telah meninggal karena Covid-19, di National Mall di Washington, Selasa, 21 September 2021. Usia harapan hidup pria di AS turun di tengah pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Usia harapan hidup pria Amerika Serikat (AS) turun lebih dari dua tahun selama pandemi Covid-19 menurut temuan sebuah studi terbaru. Ini merupakan penurunan terbesar sejak Perang Dunia II.

University of Oxford mengungkapkan dalam penelitian bahwa usia harapan hidup di antara pria turun 2,2 tahun pada 2020. Harapan hidup turun lebih dari enam bulan dibandingkan dengan 2019 untuk 22 dari 29 negara yang dianalisis untuk penelitian ini, termasuk AS dan negara-negara Eropa. Secara keseluruhan, ada pengurangan usia harapan hidup di 27 dari 29 negara.

Baca Juga

Sebagian besar pengurangan usia harapan hidup dapat dikaitkan dengan kematian resmi Covid-19. Pandemi sejauh ini telah merenggut sekitar 4,7 juta nyawa di seluruh dunia dan menginfeksi hampir 232 juta orang, menurut angka terbaru oleh Johns Hopkins University.

Di AS, lebih dari 688.000 orang telah meninggal akibat Covid-19. Di samping itu, hampir 43 juta kasus telah dikonfirmasi.

"Fakta bahwa hasil kami menyoroti dampak besar yang secara langsung dapat dikaitkan dengan Covid-19 menunjukkan betapa dahsyatnya kejutan itu bagi banyak negara," kata Dr. Ridhi Kashyap selaku salah satu penulis utama studi tersebut, dilansir Fox News pada Selasa (28/9).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement