Kamis 14 Oct 2021 16:21 WIB

Pelaku UMKM di Jepara Ikuti Pelatihan Business Plan

UMKM  di  Jepara berkontribusi 35 persen bagi pendapatan daerah.

Santripreneur Indonesia menyelenggarakan Pelatihan Business Plan: Pemberdayaan Ekonomi Berbasis UMKM Pada Masa dan Pasca Pandemi Covid-19 yang diikuti  30 pelaku UMKM di Kabupaten Jepara, Kamis (14/10).
Foto: Dok santripreneur Indonesia
Santripreneur Indonesia menyelenggarakan Pelatihan Business Plan: Pemberdayaan Ekonomi Berbasis UMKM Pada Masa dan Pasca Pandemi Covid-19 yang diikuti 30 pelaku UMKM di Kabupaten Jepara, Kamis (14/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JEPARA --  Santripreneur Indonesia menggandeng PT Taspen dan Abipraya  untuk  menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Business Plan: Pemberdayaan Ekonomi Berbasis UMKM Pada Masa dan Pasca Pandemi Covid - 19. Kegiatan ini merupakan kegiatan Santripreneur Indonesia di bidang Edukasi dan Pelatihan bagi pelaku UMKM yang tergabung dalam Santripreneur Indonesia. Kegiatan ini dibuka langsung oleh  Ir  Wasiyanto, asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kabupaten  Jepara. Ia didampingi oleh inisiator dan Ketua Dewan Pembina Santripreneur Indonesia, KH  Ahmad Sugeng Utomo atau yang akrab dipanggil Gus Ut.

Pelatihan  dilaksanakan di D’Season Premier Hotel Jepara, Jawa Tengah,  Kamis (14/10),  pukul 09.00 hingga 15.00 WIB. Kegiatan ini diikuti oleh 30 peserta sekaligus perintis dan pelaku usaha di Jepara dan sekitarnya.

Wasiyanto dalam hal ini mewakili bupati Jepara sekaligus membuka acara.Ia  menyampaikan bahwa di Jepara banyak terdapat pengusaha kecil. Dari berbagai macam krisis yang pernah terjadi, pengusaha kecil yang selalu dapat bertahan dan bangkit. Kenapa bisa bertahan? Karena pengusaha kecil mayoritas mandiri dan tidak punya utang.

“Pengusaha kecil di kabupaten Jepara memiliki kontribusi yang sangat besar bagi pendapatan daerah sekitar 35 persen . Kami harap para peserta dapat mengikuti kegiatan ini dengan penuh semangat. Kami yakin kegiatan ini akan banyak membawa manfaat untuk peserta,” kata  Wasiyanto seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Sementara itu Gus Ut, dalam sambutannya mengatakan,  sesuai dengan tema kegiatan ini, peserta akan mendapatkan pelatihan dalam merancang business plan dan mempersiapkan bisnis di era digital. “Harapannya setelah mengikuti kegiatan ini peserta dapat mengevaluasi bisnis yang sedang dijalankan. Bagi yang belum menjalankan bisnis, bisa digunakan sebagai rancangan dan persiapan membangun bisnisnya,” ujarnya.

Gus Ut mengemukakan, hal mendasar yang harus dipersiapkan adalah mengubah mindset. Pola pikir yang benar dan rencana matang perlu dipersiapkan untuk menjalankan bisnis. Selain itu, bisnis juga butuh ilmu agar tidak salah melangkah.

“Sebelum membuka bisnis, persiapkan business plan terlebih dahulu. Kenapa harus business plan? Business plan itu seperti senjata untuk perang. Kalau kita tidak punya senjata ya mati lebih dulu. Semua bisnis apapun itu harus dipersiapkan dengan jelas. Sasarannya siapa, modalnya berapa dan berapa lama balik modal. Masih banyak yang lain. Semua harus jelas dari awal dengan semua persiapannya,” paparnya.

Selanjutnya, Gus Ut menambahkan bahwa mindset sebagai pengusaha harus visioner. Punya target dan impian yang jelas, sehingga pelaku bisnis akan lebih mudah untuk menentukan langkah yang tepat. “Semua perkembangan bisnis harus bertahap dan langkah demi langkah. Insya Allah. Soal relasi jangan khawatir. Santripreneur ada di  mana-mana. Di luar negeri pun sudah ada,”   tutur  Gus Ut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement