Kamis 14 Oct 2021 17:24 WIB

KKP Ingin Manokwari Jadi Model Kampung Nelayan Sehat

KKP memberikan bantuan 1.000 paket sembako kepada nelayan yang tertimpa musibah.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mendorong Kabupaten Manokwari di Provinsi Papua Barat menjadi salah satu model percontohan kampung nelayan sehat.
Foto: istimewa
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mendorong Kabupaten Manokwari di Provinsi Papua Barat menjadi salah satu model percontohan kampung nelayan sehat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mendorong Kabupaten Manokwari di Provinsi Papua Barat menjadi salah satu model percontohan kampung nelayan sehat. Hal itu disampaikannya saat meninjau lokasi pengungsian nelayan yang terdampak kebakaran di permukiman perumahan Kompleks Borobudur, Kelurahan Padarni, Kabupaten Manokwari, Papua Barat, Kamis (14/10). 

"Saya ingin ke depannya daerah ini menjadi model kampung nelayan sehat," ujar Trenggono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (14/10).

Dalam kunjungan kerja tersebut, Trenggono yang didampingi Bupati Manokwari Hermus Indou memberikan bantuan berupa sembako kepada nelayan dan pelaku usaha perikanan yang mengalami musibah kebakaran pada September lalu. KKP melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sebanyak 1.000 paket sembako untuk dibagikan. 

"Semoga semua sehat-sehat, tetap semangat," ucap Trenggono.  

Trenggono menerangkan rencana pembentukan model kampung nelayan sehat ini akan disampaikan langsung kepada Wakil Presiden Ma'ruf Amin pada rapat koordinasi kementerian/lembaga dan pemerintah daerah di Kantor Gubernur Papua Barat, hari ini.  

"Saya akan bawa pembahasan ini di tingkat kementerian dahulu, ke depan diharapkan kita bisa perbaiki segera, sarana dan fasilitas disini, dan hal ini akan saya bawa saat rakor dengan Pak  Wapres, agar tidak terlalu lama ini akan menjadi kampung nelayan yang baik, sehat," ungkap Trenggono.

Bupati Manokwari Hermus Indou mengatakan terdapat sekitar 800 kepala keluarga yang terdampak kebakaran pada 4 RT di wilayah tersebut dan tidak ada korban jiwa. "Permukiman ini termasuk kampung nelayan yang berlokasi di pesisir pantai di Teluk Sawaibu," ujar Hermus.

Pada saat kejadian, sambung Hermus, sebagian besar kepala keluarga yang bekerja sebagai nelayan sedang melaut. Hermus menyebut tidak ada kapal nelayan yang ikut terbakar, namun sejumlah peralatan pendukung penangkapan ikan seperti jaring dan GPS yang berada di rumah habis dilalap api.

"Hasil identifikasi lapangan, didapatkan sejumlah kebutuhan nelayan untuk melaut pasca kejadian kebakaran, meliputi peralatan GPS, kebutuhan air bersih dan modal usaha untuk perbekalan nelayan melaut," ungkap Hermus.

Sebagai informasi, berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap KKP, sebagian besar nelayan di wilayah tersebut menggunakan kapal berukuran dibawah 5 GT dengan alat tangkap pancing ulur (handline). Target hasil tangkapan adalah ikan tuna dari daerah penangkapan ikan di WPP 717 (Samudera Pasifik).

Dalam kunjungan tersebut, hadir juga Pangdam 18 Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa dan Kapolda Irjen Pol. Tornagogo Sihombing.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement