Jumat 28 Jan 2022 01:00 WIB

Novel Grafis Holocaust Dilarang Diajarkan di Sekolah AS

Penyertaan makian dalam novel grafis Holocaust tak pantas untuk kurikulum sekolah

Rep: Puti Almas/ Red: Christiyaningsih
Salah satu destinasi turis populer di Berlin, Jerman, yakni Holocaust Memorial atau tempat mengenang korban pembantaian keji Adolf Hitler.
Foto: EPA
Salah satu destinasi turis populer di Berlin, Jerman, yakni Holocaust Memorial atau tempat mengenang korban pembantaian keji Adolf Hitler.

REPUBLIKA.CO.ID, TENNESSE - Dewan sekolah di Tennesse, Amerika Serikat (AS) melarang novel grafis tentang Holocaust untuk diajarkan di kelas. Anggota dewan Sekolah McMinn County mengatakan novel tersebut mengandung kata-kata umpatan dan ilustrasi yang kurang pantas. Novel grafis Maus: A Survivor's Tale menggambarkan bagaimana orang tua penulis selamat dari Auschwitz selama Holocaust.

Penulis Art Spiegelman mengatakan cukup khawatir dengan keputusan itu. Sebanyak enam juta orang Yahudi tewas dalam Holocaust, sebuah gerakan yang dilakukan oleh Nazi Jerman untuk membasmi populasi Yahudi di Eropa. Orang tua Spiegelman adalah orang Yahudi Polandia yang dikirim ke kamp konsentrasi Nazi selama Perang Dunia II. Novel Maus yang menampilkan ilustrasi gambar tangan tikus sebagai orang Yahudi dan kucing sebagai Nazi memenangkan sejumlah penghargaan sastra pada 1992.

Baca Juga

Dalam rapat dewan Sekolah McMinn County pada Januari, para anggota mengatakan bahwa mereka merasa penyertaan kata-kata makian dalam novel grafis tidak pantas untuk kurikulum kelas delapan. Dalam rapat, direktur sekolah, Lee Parkinson, menyebut ada beberapa bahasa yang kasar dan tidak pantas dalam buku ini. Anggota juga keberatan dengan kartun yang menampilkan gambar tikus tanpa busana.

Awalnya, Parkinson berpendapat menyunting kata-kata umpatan adalah tindakan terbaik. Namun dengan alasan masalah hak cipta, dewan akhirnya memutuskan untuk melarang pengajaran novel tersebut sama sekali. Beberapa anggota dewan mendukung inklusi novel dalam kurikulum. Dalam sebuah wawancara dengan penulis, Spiegelman mengatakan keputusan sebagai tindakan Orwellian.

"Saya telah bertemu begitu banyak anak muda yang telah belajar banyak dari buku saya,” ujar Spiegelman dilansir BBC, Kamis (27/1).

Spiegelman mengatakan langkah untuk melarang novel tersebut muncul di tengah perdebatan nasional mengenai kurikulum di sekolah umum AS. Orang tua, guru, dan administrator sekolah telah bergulat dengan cara mengajarkan ras, diskriminasi, dan ketidaksetaraan di kelas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement