Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hendra

Potret Kehidupan: Manisnya Gula Aren, Tidaklah Semanis Hidup Petaninya!!!

Curhat | Tuesday, 15 Feb 2022, 21:17 WIB
Gula Aren Desa Pasirangin, Darangdan, Purwakarta

Arenga Pinnata, atau orang sering menyebutnya dengan Pohon Aren. Sejak jaman dulu, pohon ini menjadi sandaran para petani gula di seluruh nusantara, khususnya di Desa Pasirangin Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta Jawa Barat.

Gula aren yang dihasilkan dari produksi air nira yang berasal dari pohon aren ini menjadi salah satu komoditas unggulan Desa Pasirangin. Karena produknya yang berkualitas, gula aren dari Desa Pasirangin ini sudah sejak lama sangat dikenal oleh masyarakat Jawa Barat, sehingga nama dan produknya sudah melanglang buana hingga ke lintas kota dan kabupaten di Jawa Barat.

Meski sudah terkenal sejak lama, nyatanya aren belum bisa mengangkat taraf hidup petaninya.

Salah satunya Kang Ahmad, warga Kampung Cisaat Desa Pasirangin yang selama 3 tahun terakhir menjadi petani gula aren demi menghidupi dirinya bersama istri dan anak-anaknya.

Setiap 3 hari sekali, dengan peralatan seadanya Kang Ahmad harus pergi ke hutan belantara untuk menyadap air nira dari pohon aren yang lokasinya cukup jauh dari tempat tinggalnya. Tanpa rasa takut, Kang Ahmad naik ke ujung pohon aren yang cukup tinggi dengan tidak menggunakan pengaman apapun demi mendapatkan beberapa liter air nira hasil sadapannya. Setelah mendapatkan air nira, Kang Ahmad harus segera pulang ke rumah untuk memproses air nira menjadi gula aren. Karena jika tidak, maka air nira akan terfermentasi dengan sendirinya. Air nira sangat mudah terfermentasi karena mengandung banyak gizi sehingga air nira sangat diminati oleh banyak bakteri, mikroba dan jasad renik lainnya. Semakin lama waktu dari penyadapan hingga ke proses produksi gula aren, maka akan semakin lama juga waktu fermentasinya. Hal itu akan mengakibatkan air nira akan berasa asam dan sedikit pahit, sehingga air nira tidak dapat diproduksi menjadi gula aren.

Di rumah sederhananya, Kang Ahmad dibantu istrinya langsung memproduksi air nira hasil sadapannya untuk dijadikan gula aren. Setelah beberapa jam proses produksi, gula aren Kang Ahmad siap untuk dipasarkan sehingga manisnya gula aren buatan Kang Ahmad dari Desa Pasirangin dapat dinikmati oleh masyarakat se-Jawa Barat.

Namun tidak ada yang menyangka, bahwa manisnya gula aren buatan Kang Ahmad tidak semanis hidupnya Kang Ahmad sang petani gula aren Desa Pasirangin.

Simak curhatannya disini..!!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image