Sabtu 26 Nov 2022 09:40 WIB

Sholat Jumat Pertama Saat Gelaran Piala Dunia di Qatar

Piala Dunia Qatar 2022 mengakomodasi kebutuhan Muslim untuk sholat.

Umat Muslim melaksanakan sholat Jumat di sebuah masjid di Doha, Qatar saat Piala Dunia 2022, Jumat (25/11/2022). Sholat Jumat Pertama Saat Gelaran Piala Dunia Terjadi di Qatar
Foto: Reuters
Umat Muslim melaksanakan sholat Jumat di sebuah masjid di Doha, Qatar saat Piala Dunia 2022, Jumat (25/11/2022). Sholat Jumat Pertama Saat Gelaran Piala Dunia Terjadi di Qatar

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Menjelang siang, muazin di seluruh Qatar memanggil para pemain sepak bola, penggemar, dan ofisial Muslim untuk sholat Jumat. Inilah Piala Dunia pertama yang berlangsung di negara Muslim.

Di Masjid Ibrahim al-Khalil di Teluk Barat Doha, dengan menara yang menjulang tinggi dan pintu kayu berukir, mereka berkumpul untuk sholat Jumat. Di antara jamaah adalah penggemar dari Tunisia, Oman dan India, seorang pejabat FIFA berseragam, anak-anak yang mengenakan perlengkapan sepak bola Prancis, dan ratusan pria dan wanita dari hotel dan blok menara terdekat.

Baca Juga

Penggemar Muslim mengatakan Piala Dunia Qatar 2022 mengakomodasi kebutuhan mereka tidak seperti gelaran sebelumnya. Qatar menyediakan ruang sholat stadion, konsesi yang menjual makanan halal dan tidak ada pendukung yang minum bir di tribun menyusul larangan alkohol di stadion.

"Saya datang ke negara Islam untuk menghadiri sholat Jumat. Inilah yang membuat saya senang dalam kompetisi ini," kata Yousef al Idbari, seorang penggemar sepak bola dari Maroko.

Seperti semua jamaah lainnya, al Idbari, melepas sepatunya dan masuk ke aula utama masjid. Qatar menampilkan wajah Islam sepanjang pekan pertama turnamen dengan pembacaan kitab suci Alquran pada upacara pembukaan. Terjemahan bahasa Inggris dari ucapan dan ajaran Nabi Muhammad SAW dipasang di sekitar Doha.

Namun, meski Muslim yang menghadiri pertandingan di Qatar mungkin menikmati pengalaman penggemar yang lebih baik daripada sebelumnya, tidak jelas apakah Piala Dunia ini akan mengubah banyak hal bagi mereka dalam jangka panjang.

"Indikasi awal adalah ada perpaduan antara kritik terhadap Qatar dan permusuhan nyata terhadap Muslim," kata Imran Awan, seorang profesor kriminologi di Universitas Birmingham City. Ia meneliti pola Islamofobia baik secara daring maupun luring untuk mencari tanda-tanda perubahan dalam opini publik.

Qatar menghadapi kritik dari beberapa negara yang bermain di turnamen atas catatan haknya terhadap pekerja migran, perempuan, dan komunitas LGBTQ. Untuk saat ini, penggemar Muslim hanya menikmati acara yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Penggemar berat sepak bola Afrika Selatan Ridwaan Goolam Hoosen terbiasa harus meninggalkan lapangan untuk mencari tempat sholat, termasuk di Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. “Anda keluar dan Anda melewatkan gol tim atau Anda kehilangan seseorang yang diusir keluar lapangan. Rasanya seolah-olah Piala Dunia ini untuk saya, ini berhasil untuk saya, cocok untuk saya. Ini adalah yang pertama dari jenisnya seperti ini,” katanya kepada Reuters. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement