Kamis 26 Jul 2018 06:15 WIB

Menkeu: Setiap Melemah Rp 100, Dapat Tambahan Rp 1,7 Triliun

Kenaikan asumsi ICP juga ikut memberikan tambahan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani
Foto: Reuters/Beawiharta
Menteri Keuangan Sri Mulyani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan setiap rupiah mengalami perlemahan sebesar Rp 100 dari asumsi kurs dalam APBN 2018, pemerintah mendapatkan tambahan penerimaan sebesar Rp1,7 triliun. Hal ini bisa memberi kompensasi atas membengkaknya belanja subsidi.

"Setiap dolar mengalami kenaikan, kita masih surplus. Pos pendapatan lebih besar dari belanjanya. Untuk Rp 100 depresiasi, kita mendapatkan Rp1,7 triliun net," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Rabu (25/3).

Sri Mulyani menambahkan, rata-rata pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hingga akhir semester I-2018 adalah sebesar Rp 13.746 atau melemah dari asumsi yang ditetapkan sebesar Rp 13.400.

Baca juga, Pelemahan Rupiah, PLN Rugi Hingga Rp 6 Triliun.

Menurut dia, tidak hanya pergerakan rupiah yang memberikan dampak positif ke penerimaan, karena setiap kenaikan dari asumsi harga ICP minyak ikut memberikan tambahan pendapatan sebesar Rp 660 miliar.

photo
Petugas menata tumpukan uang rupiah di Cash Center Bank Mandiri,Jakarta, Senin (23/7).

Hingga akhir Juni 2018, harga ICP minyak rata-rata telah mencapai 67 dolar AS per barel atau jauh di atas asumsi yang ditetapkan dalam APBN sebesar 48 dolar AS per barel. "Artinya total kita mendapatkan sisi positif sebesar Rp2,5 triliun," kata Sri Mulyani.

Ia menjelaskan penerimaan pajak maupun PNBP yang terdampak perlemahan rupiah maupun kenaikan harga minyak dunia pada semester I-2018 ini bisa memberikan kompensasi dari membengkaknya belanja subsidi, bunga utang maupun dana bagi hasil.

Baca juga, Rupiah Kembali Melemah, Ini Penjelasan Sri Mulyani.

Untuk itu, Sri Mulyani memastikan realisasi APBN hingga akhir tahun masih terjaga dan tidak perlu pengajuan pembahasan RAPBN-Perubahan. Ini karena postur fiskal 2018 masih terkelola dengan baik.

"Kita akan tetap menjaga dari sisi kinerja ekonomi dan faktor-faktor yang menopangnya sehingga Indonesia, dibandingkan negara-negara emerging yang lain, kita memiliki positif yang sentimen tetap bisa terjaga," ujarnya.

Sebelumnya, pemerintah dalam proyeksi akhir tahun memperkirakan rata-rata pergerakan kurs berada pada kisaran Rp13.973 per dolar AS dan harga ICP minyak sebesar 70 dolar AS per barel.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement