Clock Magic Wand Quran Compass Menu

DPR RI : Penyelenggaraan Haji 2015 Lebih Baik

Ketua Komisi VIII DPR Saleh Partaonan Daulay.
Ist Ketua Komisi VIII DPR Saleh Partaonan Daulay.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Komisi VIII DPR Saleh Partaonan Daulay mengatakan Tim Pengawas Haji DPR secara umum menilai penyelenggaraan haji tahun 2015 lebih baik daripada tahun 2014.

Sponsored
Sponsored Ads

"Tim pengawas DPR RI sepanjang hari kemarin telah berkunjung ke pusat-pusat pemondokan jamaah haji di Mekkah. Patut disyukuri, jamaah kita rata-rata mengatakan puas," kata Saleh Partaonan Daulay melalui pesan elektronik dari Mekkah diterima di Jakarta, Jumat.

Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan tim DPR dibagi menjadi tiga kelompok, masing-masing memeriksa dan mengawasi dua pusat lokasi pemondokan.

Scroll untuk membaca

Tim menilai pemondokan yang disediakan untuk para jamaah sudah sangat baik sebagaimana yang dijanjikan.

Begitu juga layanan katering yang disajikan sudah memenuhi cita rasa Indonesia."Selain melihat secara langsung, tim DPR juga mengadakan wawancara langsung dengan para jamaah. Pertanyaan yang diajukan bervariasi," tuturnya.

Pertanyaan yang diajukan mulai dari pemondokan, katering, transportasi, air, kapasitas kamar, musholla, layanan kesehatan, bahkan ketersediaan dan kesigapan petugas.

"Tentu tidak semuanya sempurna. Di sana-sini masih ada persoalan yang perlu diperbaiki," ujarnya.

Menurut Saleh, keluhan jamaah yang paling banyak adalah seputar ruang klinik yang belum standar dan obat-obatan yang terbatas, rotasi bus shalawat yang masih sering terlambat dan keterbatasan jumlah petugas.

"Klinik satelit yang tersedia dinilai masih di bawah standar. Begitu juga obat-obatan masih banyak yang tidak tersedia, terutama obat-obatan yang terkait dengan penyakit pernafasan," katanya.

Sementara bus shalawat yang mengangkut jamaah dari pemondokan ke Masjidil Haram sering sekali padat dan datang terlambat.

Tidak jarang jamaah haji ada yang menunggu antara 45 menit sampai 1 jam.

Belum lagi, bus shalawat itu dipakai jamaah dari berbagai negara.

"Petugas-petugas yang ada sering sekali dinilai belum memahami peta persoalan haji. Hal itu dikarenakan sebagian di antara petugas tersebut baru pertama sekali berangkat ke Saudi," tuturnya.

Saleh mengatakan petugas-petugas tersebut membutuhkan waktu untuk beradaptasi.

Apalagi dengan jumlah jamaah yang harus dilayani sangat banyak dengan berbagai persoalan yang dihadapi.

sumber : antara

Berita Terkait

Berita Terkait

Rekomendasi

Republika TV

>

Terpopuler

>