REPUBLIKA.CO.ID, Setiap ibu pasti ingin mencukupi nutrisi janin pada saat hamil. Namun, sebagian calon ibu mengalami hambatan untuk memberikan asupan nutrisi pada saat hamil. Masalah yang paling sering terjadi adalah adanya gejala mual dan muntah.
Dari hasil riset, sebanyak 50-90 persen ibu yang hamil akan mengalami mual dan muntah pada trimester awal kehamilan. “Trimester awal kehamilan yaitu pada saat usia kandungan 0-12 pekan,” kata dr Prima Progestian SpOG.
Rasa mual hadir akibat peningkatan pada kadar hormone estrogen. Penyebab rasa mual dan muntah yang berlebihan ini belum diketahui secara pasti. Sejumlah faktor yang sering disebut-sebut adalah perubahan metabolis, alergi, psikologi, dan ada juga kehamilan ganda.
Kondisi mual dan muntah ini menyebabkan ibu malas makan sehingga nutrisi tak bisa terasup dengan baik. Padahal, masa trimester awal ini, janin membutuhkan nutrisi paling banyak. Sebenarnya, mual dan muntah pada ibu hamil tidak membahayakan janin. Kondisi ini akan membahayakan janin ketika ibu lantas susah makan dan tak memenuhi nutrisi untuk janin dengan baik. Kemungkinan buruknya, ia bisa terkena dehidrasi. Keadaan yang paling ekstrem dan fatal adalah bila si ibu hamil juga mengalami pendarahan.
Mual-mual sendiri bisa terjadi ketika mengunyah makanan. Bahkan, ada pula ibu yang langsung mual ketika mencium makanan. Kondisi ini tentunya sangat berbahaya, karena jika kondisi mual-mual tersebut sudah parah, ibu harus menjalani pengobatan yang disebut dengan istilah hiperemesis gravidarum. “Pada saat menjalani hipermesis gravidarum, ibu justru akan mengalami kondisi yang buruk, yaitu badan lemas, tidak nyaman, bahkan bisa menyebabkan dehidrasi,” kata Prima.