Clock Magic Wand Quran Compass Menu

KH Ahmad Dahlan dan Sepak Bola

Red:

Ketika pergi haji yang kedua (1903), KH A Dahlan oleh kemenakannya KH Baqir diperkenalkan dengan para ulama terkenal yang pada waktu itu juga berhaji, antara lain Syekh Muhammad Rasyid Ridha. Oleh beliau, KH A Dahlan diberi beberapa kitab antara lain kitab Tafsir Juz Amma karya Syekh Muhammad Abduh.

Sponsored
Sponsored Ads

Menurut muridnya KRH Hadjid, dalam tafsir itu ada 37 surah, tetapi yang diulang-ulang oleh KH A Dahlan hanya surah al-Ashr. Mengapa surah al-Ashr itu menarik bagi KH A Dahlan? Karena, kandungan al-Ashr menurut Imam Syafi’i sangat luar biasa sehingga beliau menyatakan, "Seandainya Allah tidak menurunkan surah lain kecuali surah al-Ashr, itu sudah cukup."

Pernyataan itu kemudian dikutip oleh Syekh Muhammad bin Abdul Wahab dan Syekh Muhammad Abduh.

Scroll untuk membaca

Kemudian, beliau mengajarkan dan mendidikkan surah al-Ashr kepada murid-muridnya  agar mengamalkannya. Karena begitu pentingnya surah al-Ashr itu, menurut KRH Hadjid (murid termuda), KH A Dahlan mendidikkannya sampai lebih dari tujuh bulan. Bahkan, menurut Kiai Djazuli (guru Madrasah Muallimin Muhammadiyah 1926-1956), sampai sekitar delapan bulan.

Dengan model mendidik seperti itu, murid-muridnya memiliki kebiasaan disiplin waktu, memanfaatkan waktu untuk amal kebaikan (amal saleh), dan memiliki spirit al-Ashr yang luar biasa. Mereka memiliki semangat untuk maju dan menjadi modern dengan melakukan amal kebaikan (amal saleh), semangat belajar, semangat bekerja keras, dan semangat korektif demi kemajuan.

Spirit al-Ashr itu kemudian mendorong pemuda-pemuda Muhammadiyah di bawah kepemimpinan Farid Makruf (pernah jadi Menteri Muda Urusan Haji, zaman Bung Karno) untuk membangun lapangan olahraga. Dengan spirit al-Ashr itu mereka menggalang warga Muhammadiyah untuk berwakaf lahan guna membangun lapangan olahraga.

Dengan menggelorakan spirit al-Ashr itu, akhirnya banyak warga Muhammadiyah yang berpartisipasi membeli dan mewakafkan lahan untuk membangun lapangan bola itu. Ada yang membeli  setengah meter, ada yang satu meter, ada yang 10 meter, ada yang 50 meter, dan ada yang 100 meter. Bahkan, ada yang lebih dari itu.

Akhirnya terbelilah lebih dari dua hektare lahan yang cukup untuk membuat lapangan bola. Di lahan seluas sekitar dua setengah hektare lebih itu kemudian dibangun lapangan sepak bola. Arsitek dan pimpinan pembangunan itu diserahkan kepada Ir Suratin Sosrosugondo. (RM Ngabehi Sosrosugondo adalah teman dan guru KHA Dahlan). Ir Suratin adalah salah seorang pendiri PSSI (19 April 1930) dan ketua PSSI pertama (1930-1940). Setelah selesai lapangan itu dinamakan Lapangan ASRI (sekarang sebagian untuk kampus UMY lama) dengan harapan agar lapangan itu dijadikan pusat kegiatan anak-anak muda yang memiliki spirit al-Ashr (ingin maju). Lapangan itu kemudian dijadikan tempat latihan Persatuan Sepak Bola Hizbul Wathan (PS HW). Karena itu, dulu di lingkungan Muhammadiyah banyak terdapat klub sepak bola, yang dikenal dengan PS HW. Ada PS HW Kota, PS HW Bantul, PS HW Sleman, PS HW Gunung Kidul, PS HW Solo, PS HW Banjarmasin, PS HW Malang, dll. Dari sekian banyak klub itu, PS HW pernah melahirkan pemain kelas nasional, seperti Djamiat Dalhar (PS HW Yogya kemudian pindah ke UMS Jakarta) dan Anjik Alinurdin (PS HW Malang). Sayang, klub-klub PS HW ini sekarang banyak yang kurang terbina bahkan banyak yang mati. 

Saat PSSI sedang "sakit", terpuruk, dan banyak dilanda kasus suap ini, kiranya Muhammadiyah perlu menggalakkan kembali PS HW di berbagai daerah untuk berkontribusi, menolong persepakbolaan Indonesia. Diharapkan Muhammadiyah kembali bisa berkontribusi untuk membentuk pengurus dan pemain yang tidak bisa disuap seperti Ir Suratin Sosrosugondo (mantan ketua PSSI), Abdul Hamid BKN (mantan bendahara PSSI), pemain seperti Djamiat Dalhar, Anjik Alinurdin dll. Semoga Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar bisa memasukkan pembinaan kembali PS HW sebagai salah satu program Muhammadiyah.

M Sukriyanto AR

Ketua PP Muhammadiyah

Berita Terkait

Berita Terkait

Rekomendasi

Republika TV

>

Terpopuler

>