Pendidikan sejatinya adalah proses pembudayaan, yakni upaya menanamkan serta memelihara nilai-nilai luhur kepada generasi baru untuk menuju ke arah keluhuran hidup kemanusiaan.
Jika pendidikan sebagai proses, pendidikan harus menuntut pengembangan semua daya secara seimbang. Namun, realitasnya, pelaksanaan pendidikan masih saja berkutat dalam ranah kognitif. Contoh, Ujian Nasional yang sangat menekankan ranah kognitif dan abai terhadap bagian yang lain.
Padahal, proses pendidikan tak hanya kognitif. Psikomotorik dan afektif justru sangat penting untuk dikembangkan. Sering kali perhatian para pemangku pendidikan terlalu terfokus di ranah kognitif, kemudian abai terhadap psikomotorik dan afektif.
Perlu kiranya mengembalikan proses pendidikan yang seimbang agar anak didik dapat berkembang secara utuh. Dan, untuk pendidik, harus lebih jeli dalam menjalankan tugas dan kewajibannya demi generasi baru menuju ke arah keluhuran hidup kemanusiaan.
Ahmad Jamaludin
Mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta
Ikuti Whatsapp Channel Republika
