Clock Magic Wand Quran Compass Menu

PPIH Siapkan Enam Klinik Arafah

Red:

MAKKAH — Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menyiapkan kebutuhan medis untuk menghadapi Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina). Persiapan meliputi penyediaan kebutuhan, seperti obat-obatan dan peralatan medis.

Sponsored
Sponsored Ads

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Muchtaruddin Mansyur, mengatakan, enam klinik satelit pun sudah disiapkan di Arafah. "Operasi layanan kesehatan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina akan berjalan dengan baik," ujarnya di Makkah, Kamis (8/9).

Scroll untuk membaca

Panitia juga akan memaksimalkan pelayanan kesehatan di KKHI (Klinik Kesehatan Haji Indonesia). Letaknya di wilayah Khalidiyah. Jika pasien tidak mampu ditangani di sana, akan dirujuk ke rumah sakit Arab Saudi.

Klinik maktab juga disiapkan untuk penanganan awal jamaah haji. Muchtaruddin mengatakan, klinik maktab dikelola oleh kelompok TKHI (Tenaga Kesehatan Haji Indonesia) yang selama ini menempel dengan jamaah dalam rombongan kloter. Klinik yang berada di tiap maktab (titik wilayah) jamaah haji Indonesia ini terdiri atas minimal enam hingga delapan tim TKHI.

Setiap tim terdiri atas satu dokter dan dua tenaga medis. Jamaah haji Indonesia ditempatkan dalam 52 maktab. Tiap-tiap maktab terdiri atas 2.800-3.000 jamaah.

Muchtaruddin menambahkan, lokasi maktab tersebar di enam titik strategis. Klinik tersebut diyakini mampu dijangkau jamaah haji Indonesia yang berada di 52 maktab. "Dua klinik satelit di antaranya berada di maktab 22 dan maktab 38," katanya.

Di klinik satelit, kata dia, disiapkan velbed minimal enam unit. Ada juga oksigen konsentrator sebagai alternatif karena muasasah selaku penanggung jawab pelayanan haji tidak memperbolehkan oksigen masuk ke wilayah Arafah. Ada juga peralatan medis lainnya.

Ia mengatakan, klinik satelit akan dikelola oleh tim kesehatan dari daerah kerja Makkah dan Madinah. Sementara, KKHI akan ditangani oleh tim kesehatan dari Jeddah.

Pihaknya mengharapkan ketiga klinik ini dimanfaatkan untuk kegiatan yang berjenjang dalam bentuk rujukan. Ketika tidak dapat ditangani di klinik satelit, jamaah pasien bisa dirujuk ke KKHI. Kegiatannya tidak terpusat. Ini dimaksudkan untuk mempermudah jamaah mendapatkan layanan kesehatan. "Kalau terpusat di KKHI, jamaah akan kesulitan karena jaraknya jauh.''

Muchtaruddin menyatakan, petugas kesehatan sudah disiapkan sebelum para jamaah haji Indonesia masuk Armina. Paling tidak petugas kesehatan sudah masuk Armina pada H-2.

Ambulans wukuf

Pjs Safari Wukuf dari KKHI (Klinik Kesehatan Haji Indonesia), Muhammah Ikhsan Adiguna, mengatakan, timnya masih terus memperbarui data jumlah jamaah haji Indonesia yang akan menjalankan safari wukuf dan akan dibadalhajikan. Dari data sementara, jumlah jamaah safari wukuf sebanyak 76 orang dan jamaah badal haji sebanyak delapan orang.

Tim kesehatan menyiapkan sebanyak 10 bus untuk keperluan safari wukuf. Dari jumlah tersebut, sebanyak empat bus didesain untuk jamaah haji Indonesia yang melakukan safari wukuf dalam posisi berbaring atau tidur. Sedangkan, sisanya sebanyak enam unit bus akan dimanfaatkan untuk jamaah yang masih bisa melakukan safari wukuf dalam posisi duduk.

Sementara itu, dua ambulans disiapkan sebagai langkah antisipasi jika ada jamaah yang berada di dalam bus safari wukuf itu tiba-tiba membutuhkan pertolongan medis. Bus safari wukuf dapat menampung antara empat-delapan orang yang berbaring. Desain bus safari wukufnya disesuaikan dengan kondisi pasien.

Pemerintah Arab Saudi pun menyediakan 27 ambulans untuk kebutuhan jamaah haji Indonesia. Tujuh ambulans akan digunakan untuk mengangkut jamaah haji Indonesia yang meninggal dunia. Sementara, sisanya sebanyak 20 unit ambulans akan digunakan untuk evakuasi apabila ada sesuatu yang memang membutuhkan evakuasi. Didi Purwadi dari Makkah, Arab Saudi  ed: Erdy Nasrul

***

Jamaah  Safari Wukuf: 76 orang

Jamaah Badal Haji: 8 orang

Bus Safari Wukuf: 10 unit

Ambulan Saudi: 27 unit

Ambulan KKHI: 2 unit

Berita Terkait

Berita Terkait

Rekomendasi

Republika TV

>

Terpopuler

>