Selasa 09 Jun 2020 00:16 WIB

Sebanyak 108 Ribu Warga Batam Perlu Dites Swab Covid-19

Diperkirakan ada sekitar 1.000 orang yang diduga positif namun belum terdeteksi.

Empat dari 24 pasien positif yang telah sembuh dari Covid-19 mengikuti acara pelepasan kepulangan mereka ke rumah masing-masing (ilustrasi)
Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang
Empat dari 24 pasien positif yang telah sembuh dari Covid-19 mengikuti acara pelepasan kepulangan mereka ke rumah masing-masing (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG -- Ketua Tim Posko Lawan COVID-19 Provinsi Kepri di Kota Batam, Buralimar, mengatakan sebanyak 108 ribu penduduk Kota Batam perlu menjalani tes usap atau swab Covid-19. Tujuannya agar dengan cepat bisa menghentikan penularan di kota ini.

Data itu diperoleh setelah Buralimar berdiskusi panjang membahas hasil analisis data epidimologi yang telah disusun pakar yang tergabung dalam Tim Posko Lawan Covid-19 Kepri di Batam. "Analisis ini berdasarkan data statistik World Health Organization (WHO) bahwa dari seluruh jumlah kumulatif positif di seluruh dunia ada satu persen pasien positif yang meninggal dunia," kata Buralimar di Tanjungpinang, Senin (8/6).

Baca Juga

Berdasarkan analisis itu, kata dia, diperkirakan ada 1.200 orang yang positif Covid-19 di Batam dan yang terdeteksi baru sekitar 157 orang. "Jadi ada sekitar 1.000 orang yang diduga positif yang belum terdeteksi," jelas Buralimar.

Maka itu, lanjut dia, diperlukan upaya pelacakan aktif di tengah komunitas masyarakat secara sistematis dan dibarengi dengan melakukan tes swab secara agresif dan masif. "Ini yang harus menjadi fokus kita di Batam. Aktif melacak dan agresif masif tes swab," ujar Buralimar.

Buralimar meyakini jika dua hal ini bisa dilakukan dengan cepat, maka Batam bisa menghentikan transmisi dengan cepat dan tepat. Kemudian, metode pelaksanaan tes dapat juga dilakukan menggunakan model pool test seperti yang dilakukan di Sumatra Barat sebagai antisipasi mahalnya biaya tes swab tersebut.

Selain perkiraan jumlah warga Batam yang positif, menurut Buralimar, dari analisa pakar juga memperkirakan ada sekitar 7.000 orang di Batam yang digolongkan sebagai PDP. "Kami menduga ada sekitar 7.000 lagi pasien PDP yang berada di luar fasilitas kesehatan dan belum melaporkan diri untuk dilayani," tegas Buralimar.

Dugaan ini mencuat berdasarkan analisis statistik atas data epidimologi yang ada di Batam. Tim Posko Lawan Covid-19 Kepri di Batam juga menemukan adanya keengganan masyarakat untuk ke fasilitas kesehatan guna memeriksakan dirinya. Hal ini disebabkan adanya ketakutan menjadi stigma buruk selaku penyandang kasus konfirmasi positif. "Stigma ini juga yang perlahan-lahan akan kami coba ubah dari pandangan masyarakat," tutur Buralimar.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement