Rabu 22 Jul 2020 10:24 WIB

Kerendahan Hati dan Kebaikan Rasulullah yang Luar Biasa

Rasulullah tak pernah memposisikan diri superior dari siapa pun.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Ani Nursalikah
Kerendahan Hati dan Kebaikan Rasulullah yang Luar Biasa. Ilustrasi
Foto: Adiwinata Solihin/ANTARA
Kerendahan Hati dan Kebaikan Rasulullah yang Luar Biasa. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad menjadi teladan Muslim dalam berbagai hal, termasuk kerendahan hatinya. Segala tutur kata dan perilakunya seharusnya menjadi acuan Muslim dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Sebagian manusia merasa superior dibanding manusia lain. Sikap ini mengarah pada peningkatan ego dan kecurigaan pada manusia lain.

Baca Juga

Padahal Rasulullah saja menunjukkan kerendahan hati walau jumlah pengikutnya teramat banyak. Rasulullah tak pernah memposisikan diri superior dari siapa pun.

Dilansir di About Islam, Rasulullah bahkan tak suka diperlakukan layaknya manusia dengan kekuasaan luar biasa. Ia tak mau dianggap seperti raja. Rasulullah melarang manusia lain menunduk padanya sebagai bentuk hormat.

Rasulullah justru memilih jalan hidup sederhana. Rumahnya pun apa adanya bukan istana megah. Begitu pun makanannya bukan hidangan raja.

Dalam suatu kisah, Rasulullah tengah bersama sahabatnya di perjalanan. Mereka berencana memotong domba untuk makan.

Satu sahabat berinisiatif memotong domba. Satunya lagi bertugas mengulitinya. Sahabat ketiga memasaknya. Rasulullah pun tak tinggal diam karena mengambil tugas mencari kayu untuk perapian.

Para sahabat mengatakan "Biar kami saja yang mencari kayu." 

"Saya tahu kalian akan melakukannya. Saya benci diperlakukan khusus. Allah membencinya," jawab Rasulullah. Rasulullah pun meneruskan mencari kayu.

Rasulullah juga contoh ayah dan suami yang luar biasa meski punya banyak istri. Rasulullah memperlakukan mereka secara adil.

Rasulullah tak lupa membantu mereka dalam urusan rumah tangga, termasuk memperbaiki sepatu dan bajunya sendiri. "Ketika Rasulullah membenci sesuatu akan terlihat di wajahnya. Rasulullah tak melotot pada siapa pun, Rasulullah menurunkan pandangannya. Rasulullah lebih banyak melihat ke bawah daripada ke langit." (Al-Bukhari 1/504)

Selain itu, Rasulullah sosok yang perhatian pada kaum miskin. Rasulullah tak pernah memperlakukan budak dengan buruk. Karakter-karakter itulah yang membuat Islam diterima kala itu. Muslim seharusnya terus menjunjung tinggi segala perilaku Rasulullah. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement