Jumat 31 Jul 2020 17:17 WIB

Tukang Jagal di Tasik Meninggal saat Hendak Sembelih Qurban

Tukang jagal yang hendak memotong leher hewan qurban tiba-tiba jatuh pingsan.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Esthi Maharani
Petugas memotong daging kurban
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas memotong daging kurban

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Seorang tukang jagal di Kampung Gunung Dongkol, Kelurahan Setiaratu, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya, meninggal dunia saat hendak menyembelih hewan qurban saat hari raya Idul Adha 1441 H, Jumat (31/7). Pihak keluarga menerima kejadian itu sebagai takdir.

Ketua panitia qurban di kampung itu, Mamun (68 tahun) mengatakan, kronogi kejadian bermula ketika warga hendak menyembelih hewan qurban selepas menunaikan shalat id. Korban atas nama Epin Supriatna (50) telah ditunjuk sebagai tukang jagal dalam proses penyembelihan itu.

"Almarhum memang sudah biasa menyembelih hewan qurban setiap Idul Adha," kata dia, ketika Republika mendatangi lokasi kejadian, Jumat (31/7).

Menurut Mamun, proses penyembelihan hewan qurban dilakukan seperti biasa. Di kampung itu terdapat satu ekor sapi dan tiga ekor kambing yang akan disembelih.

Hewan qurban yang pertama disembelih adalah sapi. Ketika itu, proses penyembelihan berlangsung normal. Setelah itu, giliran kambing yang disembelih. Penyembelihan kambing pertama tak mengalami masalah. Namun, ketika hendak menyembelih kambing yang kedua, korban yang memegang golok dan hendak memotong leher hewan kurban tiba-tiba jatuh pingsan.

"Warga yang lain langsung menolong. Sepertinya langsung meninggal, tapi untuk pasti dibawa di rumah sakit. Hasilnya memang meninggal dunia," kata dia.

Menurut Mamun, almarhum memang terbiasa menyembelih hewan qurban setiap hari raya Idul adha. Ia mengakui, sebelumnya korban memang dikabarkan sedang sakit. Namun, ketika para peserta qurban dan panitia mengadakan rapat pada malam takbiran, almarhum mengaku siap untuk menyembelih hewan kurban.

"Paginya saya pastikan, dia bilang kuat. Tapi namanya juga sudah takdir," kata dia.

Kakak korban, Aan (60) mengatakan, adiknya itu memang sudah biasa menyembelih hewan qurban, baik saat Idul Adha maupun untuk warga yang hendak hajatan. Menurut dia, adiknya itu memang dalam kondisi tidak fit. Almarhum sedang sakit darah tinggi dan lambung.

"Beberapa hari lalu sudah ke dokter untuk berobat, tapi masih bilang kuat menyembelih," kata dia.

Kendati demikian, pihak keluarga ikhlas menerima kejadian itu sebagai musibah. Pihak keluarga tak hendak memperpanjang kasus itu karena sudah takdir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement